Suhu Arab Saudi Panas Ekstrem, Jamaah Haji ini Bagikan Tips Atasi Dehidrasi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Seorang warga Indonesia yang menunaikan haji tahun ini, Metha Vegiantri, membagikan kisahnya menjalani ibadah di tengah panas ekstrem Arab Saudi.

Metha mengatakan panas di Tanah Arab itu luar biasa “dahsyat” karena saat ini tembus 43 derajat celsius. Begitu dahsyatnya hingga jemuran baju bisa kering hanya dalam 15 menit.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sangat dahsyat sekali,” kata Metha dilansir dari laman CNNIndonesia.com, Jumat (9/6).

Metha bercerita kondisi panas ekstrem itu terutama sangat amat terasa di wajah, yang mana tak tertutup sehelai kain apa pun. Kalau pun mengenakan masker, pelindung hidung itu mesti dibasahkan terlebih dulu agar “napas” menjadi “lembab”.

“Kalau kepanasan, bisa bikin pusing kayak gempa gitu. Harus banyak-banyak minum air putih biar enggak dehidrasi,” tutur Metha.

Karena panas yang demikian, tabir surya serta oralit adalah hal yang wajib yang tak boleh dilupakan. Dalam sehari, ia dan jemaah haji bisa minum oralit hingga dua sampai tiga kali.

“Sehari bisa dua atau tiga kali. Tapi satu oralit bisa berkali-kali. Enggak lebih dari satu jam,” ujarnya.

Oralit sendiri merupakan larutan pengganti cairan dan elektrolit yang ada di dalam tubuh, umumnya diminum oleh pengidap diare. Larutan ini nyatanya juga mesti dikonsumsi di tengah cuaca panas ekstrem yang bisa menghilangkan cairan tubuh.

Menurut Metha, oralit biasanya harus diminum jemaah setelah beribadah maupun saat menuju masjid.

“Soalnya buat pengganti cairan tubuh. Jadi setiap baru beres (selesai) dari masjid harus diminum. Atau enggak buat bekal ke masjid. Kan jalan tuh. Jadi harus dibawa,” ucapnya.

Metha berujar jemaah haji tak perlu khawatir jika dalam kondisi itu kehabisan oralit. Sebab, larutan itu banyak disediakan oleh tim kesehatan yang berada di berbagai titik, termasuk di masjid itu sendiri.

Seorang warga Indonesia yang menunaikan haji tahun ini, Metha Vegiantri, membagikan kisahnya menjalani ibadah di tengah panas ekstrem Arab Saudi.

Selain itu, soal panasnya Saudi ini juga sebetulnya sudah dibekali sejak manasik haji. Metha menuturkan para jemaah sudah dimitigasi untuk menghadapi cuaca panas dengan diminta menggunakan topi atau kacamata.

“Waktu di embarkasi [juga] dikasih vitamin D, masker, oralit, hansaplast (plester penutup luka), hot in cream buat pegal-pegal,” ucap Metha.

Meski cuaca Saudi sangat panas, menurut Metha tidak demikian dengan di hotel. Metha mengatakan hotel di Mekkah maupun Madinah sama-sama menggunakan pendingin ruangan. Oleh sebab itu, teriknya matahari tak akan sampai di ruangan tertutup.

“Di hotel Madinah tuh kan pakai AC Center gitu. Malah kalau nyalain malah kedinginan aku sama ibu-ibu yang sekamar. Kalau di Mekkah AC-nya bisa diatur sama kita. Ini 26 derajat AC-nya. Masih dingin. Kalau tidur masih pakai selimut hotel yang tebal,” ujar Metha.

Ibadah haji 2023 akan berlangsung pada 26 Juni hingga 1 Juli. Jemaah Indonesia sudah diberangkatkan sejak 24 Mei.

Ibadah haji tahun ini berlangsung di tengah dahsyatnya cuaca panas Saudi. Petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah, Subhan Cholid, mengatakan rata-rata suhu di Mekkah berkisar 30 hingga 45 derajat celsius.

Ia pun mengimbau jemaah untuk menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri dalam menjalankan ibadah sunah atau program ziarah.

“Cuaca di Mekkah sangat panas. Jemaah diimbau menjaga kesehatan, tidak memaksakan diri dalam beribadah sunah, dan laksanakan ibadah haji sesuai kemampuan diri,” ujar Subhan dalam pernyataan resmi pada Selasa (6/6) yang dirilis di situs Kementerian Agama RI.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 Komentar