Survei Pesanan

Survei Pesanan
Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hajinews.id – Tiap menjelang pemilu selalu ramai soal hasil survei. Hampir saban minggu muncul hasil survei dari berbagai lembaga jajak pendapat dengan hasil beraneka ragam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam hal pemilihan presiden, tiga bakal capres selalu muncul sebagai tiga besar, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Sejak April lalu, urutan teratas selalu ditempati oleh Prabowo Subianto. Sebelum April, Ganjar Pranowo selalu ada di urutan teratas.

Namun setelah PDIP resmi mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal capres, elektabilitas gubernur Jawa Tengah itu yang menempati pole position justru disalip oleh Prabowo.

Anies Baswedan sejak awal memang tidak pernah sekali pun muncul pada posisi teratas. Dia selalu konsisten di urutan ketiga, bahkan sekarang elektabilitasnya terus melorot.

Debat mengenai akurasi hasil survei ramai beberapa hari terakhir. Banyak yang meragukan hasil survei dan menganggapnya sebagai pesanan.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengakui soal adanya survei pesanan. Ada pihak yang memesan survei dan menginginkan hasilnya sesuai dengan kemauan pemesannya.

Di Amerika Serikat, tradisi survei sudah marak sejak awal 1930-an ketika Robert Gallup mendirikan lembaga survei pertama. Sampai sekarang Gallup Poll menjadi lembaga survei tepercaya, terbesar, dan tertua di Amerika.

Survei capres pertama di Amerika dilakukan pada 1824. Hasilnya menunjukkan capres Andrew Jackson unggul atas John Quincy Adams.

Ternyata hasil pemilu sesuai dengan prediksi survei. Sejak itulah survei menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses politik Amerika.

Pada pilpres 1916, majalah Literary Digest turut melakukan survei nasional untuk melihat siapa capres yang akan terpilih. Hasil surveinya menujukkan bahwa Woodrow Wilson lebih unggul dari pesaingnya.

Ternyata hasil pilpres sesuai dengan prediksi survei. Pada pemilu berikutnya, majalah itu juga berhasil memprediksi kemenangan Warren Harding pada 1920, Calvin Coolidge pada 1924, Herbert Hoover pada 1928, dan Franklin Roosevelt pada 1932.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *