Oleh: Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Hajinews.id – Atas saran berbagai pihak, PDIP (topangan oligarki taipan) akan meminang AHY untuk jadi cawapres Ganjar. Benarkah.? Itu yang diucapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristianto.
Setelah gagal menjegal Anies dengan cara-cara yang halus, sudah pula digunakan cara-cara yang vulgar, ternyata masih gagal. Maka cara terakhir rezim Jokowi yang dikendalikan oligarki taipan akan menggunakan cara jebakan, licik, dan politik adu domba (devide at impera).
Seorang penjahat yang “cerdik” mengetahui kelemahan lawan, yaitu dengan teori “pura-pura baik” dan menjanjikan berbagai kebaikan. Padahal semua itu hanya sebuah jebakan maut*. Rezim Jokowi sedang memainkan strategi *devide at impera (strategi pecah belah atau adu domba) untuk menghancurkan koalisi perubahan.
Di zaman penjajahan VOC dan Belanda, strategi ini sangat berhasil, sehingga Belanda bisa menguasai Indonesia sampai 3,5 abad. Biasanya rakyat dari kelompok tertentu dihasut untuk memusuhi kelompok yang lain, sehingga terjadi “perang saudara” yang akhirnya rakyat mudah dikalahkan.
Rezim Jokowi memang sudah kehilangan jati diri sebagai penguasa yang jujur, menjunjung tinggi etika dan adil, sehingga selalu menghalalkan segala cara. Cara-cara licik ini yang akan diterapkan kepada koalisi perubahan, tujuannya untuk menggagalkan Anies nyapres.
Dapat dipastikan, tawaran PDIP kepada AHY untuk jadi cawapres Ganjar dengan iming-iming: nanti di tahun 2029 akan dijadikan capres adalah sebuah kebohongan yang nyata.
Mengapa.? Ini alasannya :
Pertama, Rezim Jokowi itu rezim pendusta, tidak ada satu janjipun yang bisa dipegang
Semua janji kampanye Jokowi tidak ada satupun yang ditepati. Jokowi telah dijuluki King of Lip Service (Raja pembual). Orang kalau sudah beberapa kali berbohong disebutnya pendusta (al-kadzdzaab). Omongannya sudah tidak bisa dipegang.
Kedua, Skenario membujuk AHY jadi cawapres Ganjar adalah satu rangkaian dari skenario Jokowi untuk menjegal Anies
Empat bulan yang lalu PDIP melalui sekjennya telah berucap: Menutup pintu berkoalisi dengan partai-parti koalisi perubahan (Nasdem, PKS, dan Demokrat).