Firli Ditantang Usut Tuntas Kerugian Sirkuit Mandalika yang Tinggalkan Utang Rp4,6 Triliun: Apa Beraninya Cuma Sama Formula E

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Politisi PKB Umar Hasibuan menantang Ketua KPK Firli Bahuri untuk mengusut tuntas pembangunan Sirkuit Mandalika setelah beredar informasi utang yang ditinggalkan mencapai Rp4,6 Triliun.

Ia menuding bahwa KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri hanya berani untuk mengusut Formula E ketika di bawah kendali Anies Baswedan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Firli itu beraninya cuman dgn Formula E doank. Ayo apa KPK berani bongkar kerugian sirkuit mandalika ini?” ucapnya dikutip dari unggahannya, Sabtu (17/6/2023).

Sebelumnya, Holding BUMN pariwisata dan aviasi InJourney blak-blakan proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Pariwisata Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata meninggalkan utang sebesar Rp4,6 triliun.

Adapun utang ini terdiri atas kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun dan jangka panjang Rp3,4 triliun.

Imbas kondisi tersebut, InJourney melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,19 triliun.

Rinciannya, sebanyak Rp1,05 triliun dari suntikan dana itu akan digunakan untuk membayar utang pengembangan KEK Mandalika. Sementara, Rp143 miliar sisanya untuk pengembangan KEK Sanur, Denpasar, Bali.

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan PMN adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran utang jangka pendek proyek yang juga mencakup sirkuit balap motor itu. Sedangkan untuk utang jangka panjang, pihaknya akan mencari cara lain untuk melunasinya.

“Terus terang saya tidak bisa selesaikan kewajiban yang short term (jangka pendek) ini, diantaranya untuk bayar pembangunan Grandstand, VIP Village, sama kebutuhan modal kerja saat penyelenggaraan event,” ujarnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6) lalu.

Menteri BUMN Erick Thohir mengakui arus keuangan perusahaan InJourney negatif. Ia menyebut buruknya kondisi keuangan BUMN holding pariwisata dan aviasi itu terjadi saat pandemi covid-19 tengah menghajar dunia beberapa tahun belakangan.

Saat itu, pendapatan dari airport dalam posisi negatif.

Erick menjelaskan hanya dua bandara yang sudah mulai bangkit dari pandemi, yaitu di Bali dan Jakarta. Sementara, bisnis dari 70 persen bandara sisanya belum kembali normal.

Di saat bersamaan, InJourney melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC mendapat penugasan untuk mengembangkan KEK Mandalika.

“Dan itulah kenapa pendanaan ini (PMN) dibutuhkan,” ucap Erick.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *