Puasa Arafah Mengikuti Pemerintah Arab Saudi atau Indonesia?, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Puasa Arafah Mengikuti Pemerintah Arab Saudi atau Indonesia
Ustadz Adi Hidayat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya. Jelas ya, yang harus diikutkan pada tempat tertentu,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Dia kemudian menjelaskan dengan detail, misal pemerintah Indonesia menetapkan awal Dzulhijjah beda dengan Saudi karena zonanya ada perbedaan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Yang diikuti saat puasa Arafah itu bukan ikut ke yang wukuf, bukan waktu Saudi, tapi waktu di sini (Indonesia),” ucap Adi Hidayat.

“Antum ngukurnya ke Jakarta 4 jam, di Papua 6 jam. Indonesia itu kan luas dari Sabang sampai Merauke, gitu kan. Masya Allah,” ujarnya.

“Ketika Saudi menetapkan tanggal 9 Dzulhijjah. Misal, Maghrib di Saudi jam 7, di Papua jam berapa? Jam 1. Udah jam 1 udah dini hari, di Saudi baru Maghrib. Artinya ke Saudi ketika masuk misalnya waktunya jam Subuh misal saja jam 5,” tukas UAH.

“Jam 5, di Papua udah siang. Bahkan sebagian udah beda waktu. Yang jadi persoalan misalnya kalau Saudi duluan. Saudi sudah tanggal misalnya 9 Dzulhijjah, di sni sebelumnya. Bisa terjadi,” sambungnya.

Jadi dari segi penunaiannya, Adi Hidayat menjelaskan kaidah-kaidahnya dan ulama-ulama Saudi pun memberikan fatwa jika di suatu negara zona waktunya berbeda jauh, tidak terlampau dekat yang bisa melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara tersebut yang diikuti.

Bisa dipastikan Ustadz Adi Hidayat menekankan untuk lebih baik mengikuti penetapan yang sudah ditentukan oleh pemerintah Indonesia, bukan Arab Saudi.

 

banner 800x800