Agamawan dan TNI Harus Menjadi Oposisi Terdepan

Agamawan dan TNI
Gatot Nurmantyo
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: M Rizal FadillahPemerhati Politik dan Kebangsaan.

Hajinews.id – TNI dan Agamawan memiliki kesamaan sebagai kekuatan moral untuk menjaga ketenangan rakyat. Meski berbeda fungsi tetapi ada titik temu yaitu pada kewajiban menjadi pengawal etika berbangsa dan bernegara. TNI mengawal dengan senjata, agamawan dengan kitab. Satu kalimat penting dan menarik adalah bagian pidato Jenderal Purn Gatot Nurmatyo,  yaitu “Agamawan dan TNI harus bersatu menjadi oposisi terdepan melawan kezaliman”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Agamawan dan TNI tidak boleh berwatak penjilat pada kekuasaan. Tidak juga netral soal kebenaran dan keadilan. Harus berpihak pada kepentingan negara dan bangsa, berpihak pada penderitaan rakyat yang memang butuh akan perlindungan dan pembelaan. Peran Agamawan dan TNI penting dalam meluruskan dan melawan kezaliman.

Pidato Kebangsaan Jenderal Purn Gatot Nurmantyo itu disampaikan di Al Jazeera Cipinang Cempedak Jakarta 21 Juni 202 di hadapan ratusan bahkan ribuan peserta acara yang bertema “Oke Ganti”.

Sebelum Gatot Nurmantyo menyampaikan Pidato Kebangsaan maka sejumlah tokoh menyampaikan orasi kritisnya. Mereka adalah Prof. Dr. Anthony Budiawan, Prof Chusnul Mar’iyah, PhD, Prof Dr Nurhayati Ali Assegaf, Dr. Ihsanuddin Noorsy dan Dr. Ubedillah Badrun.

Para tokoh di atas mengkritisi kondisi negeri yang dalam keadaan tidak baik-baik saja bahkan parah. Kegagalan pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial yang tinggi. Si kaya foya-foya si miskin semakin sulit bernafas. Beban hidup berat karena harga bahan pokok yang semakin tidak terjangkau, pajak bukan semakin ringan, dan pengangguran di mana-mana.

Sebaliknya korupsi dahsyat, elite dan birokrasi mengeksploitasi, sistem politik semakin oligarki dan menjauhi demokrasi. Demokrasi palsu di bawah bayang-bayang manipulasi, rekayasa dan kecurangan. Pemilu menjadi bahan mainan dengan harga yang berangka-angka. Agama menjadi tertuduh dengan stigmatisasi radikal dan intoleran. Umat beragama khususnya umat Islam ditempatkan pinggiran. Liberalisasi dan sekularisasi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *