Hikmah Malam: Beramal Tanpa Panduan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Di antara bentuk kesalahpahaman yang tersebar di tengah masyarakat muslim adalah melandaskan amal kepada niat semata. Yang penting ikhlas, atau yang penting niatnya baik, dan sebagainya. Kerancuan berpikir seperti ini telah dijawab oleh Imam Bukhari rahimahullah. Di dalam Kitabul Ilmi dari Shahih Bukhari beliau membuat bab dengan judul ‘Bab Ilmu sebelum ucapan dan amalan.’

✍🏾 Para ulama menjelaskan bahwa amal sholeh harus memenuhi 2 kriteria:
1) ikhlas karena Allah, dan
2) mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kehilangan syarat pertama membuat pelakunya terjerumus ke dalam syirik. Kehilangan syarat kedua membuatnya jatuh ke dalam bid’ah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Contoh orang yang beramal tanpa ikhlas adalah tiga orang yang pertama kali diadili dan menjadi bahan bakar neraka:
1) orang yang berjihad untuk mencari pujian,
2) orang yang membaca Al-Qur’an dan mencari ilmu untuk mencari sanjungan, dan
3) orang yang berinfak supaya dikenal sebagai dermawan.

Allah berfirman :

وَقَدِمۡنَاۤ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنۡ عَمَلࣲ فَجَعَلۡنَـٰهُ هَبَاۤءࣰ مَّنثُورًا

“Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka lakukan, kemudian Kami jadikan ia bagai debu yang beterbangan.”
📗 (QS. Al-Furqan: 23).

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu tentang ikhlas sangat penting dalam menjaga amal dari kerusakan. Para ulama memiliki perhatian yang sangat besar untuk memahamkan kaum muslimin tentang makna ikhlas. Sebagaimana menjaga amal agar sesuai dengan tuntunan dibutuhkan ilmu, maka menjaga amal agar ikhlas juga perlu bekal ilmu.

~ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, niscaya Allah pahamkan dia dalam hal agama.”
📗 (HR. Bukhari dan Muslim).

> Kebaikan seorang muslim sangat erat kaitannya dengan ilmu dan pemahamannya dalam agama. Tidak cukup bermodal semangat. Karena orang yang beramal tanpa ilmu akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki.

> Karena itulah setiap kali shalat kita berdoa kepada Allah meminta petunjuk jalan yang lurus. Hakikat jalan lurus atau shirathal mustaqim adalah mengenali kebenaran dan beramal dengannya. Dengan demikian, untuk bisa mendapatkan ilmu seorang muslim membutuhkan pertolongan Allah dan petunjuk dari-Nya.

~ Malik bin Dinar berkata, “Barangsiapa menimba ilmu untuk beramal, maka Allah akan memberikan taufik kepadanya. Dan barangsiapa menimba ilmu bukan untuk beramal, maka semakin banyak ilmu akan justru membuatnya semakin bertambah congkak.”
🏷️ (lihat Ta’thir Al-Anfas, hal. 575-576).

~ Syekh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Orang yang diberikan kenikmatan adalah orang yang mengambil ilmu dan amal. Adapun orang yang dimurkai adalah orang-orang yang mengambil ilmu dan meninggalkan amal. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang mengambil amal, namun meninggalkan ilmu.”
🏷️ (lihat Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah, hal. 25).

> Oleh sebab itu, kita dapati para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang yang bersemangat untuk menimba ilmu sekaligus mengamalkannya. Tidaklah mereka melewati sekitar sepuluh ayat, melainkan mereka berusaha memahami maknanya dan mengamalkannya. Mereka berkata, “Maka kami mempelajari ilmu dan amal secara bersama-sama.”
🏷️ (lihat Al-‘Ilmu, Wasa’iluhu wa Tsimaaruhu oleh Syekh Sulaiman Ar-Ruhaili, hal. 19).

╭✎ Ustadz Ari Wahyudi, S.Si حفظه الله

💻 Sumber Artikel: https://muslim.or.id/84470-beramal-tanpa-panduan.html

🌾 Semoga bermanfaat 🌿

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

📲 @IslamAdalahSunnah

​​​​​​​​​​​​​​

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *