Realitas Politik di Panggung Balap Formula E

Realitas Politik di Panggung Balap Formula E
Realitas Politik di Panggung Balap Formula E
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Minhajuddin, Alumni Hubungan Internasional Universitas Paramadina

Hajinews.id – Salah seorang rekan membuka obrolan tentang Anies Baswedan yang tidak diundang pada perhelatan ajang balap Formula E, sementara Anies merupakan inisiator balap mobil listrik tersebut yang awalnya dicibir oleh banyak orang. Dia menambahkan bahwa tentu ini menjadi fenomena yang anomali dan seakan ingin menjatuhkan elektabilitas Anies pada kontestasi politik 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebelum menimpali, saya menyeruput kopi yang asapnya masih mengepul sambil menghela napas. Setelah tiga kali seruputan, saya menaruh pelan-pelan cangkir kopi di depan kami sambil memikirkan kalimat yang tepat untuk menimpali pertanyaan rekan saya yang sepertinya bersimpati terhadap Anies.

Ada dua hal yang harus dipahami dari realitas ini karena sangat erat kaitannya dengan nuansa politik menghadapi pesta politik 2024. Realitas pertama yang mungkin diyakini oleh sebagian orang bahwa Anies memang tidak diundang pada Formula E oleh lawan politiknya yang sedang berkuasa agar popularitasnya menurun, mengingat Anies merupakan inisiator Formula E.

Realitas kedua yang merupakan antitesis dari realitas pertama bahwa tidak diundangnya Anies tentu menjadi keuntungan tersendiri baginya untuk memainkan peran sebagai pihak yang didiskreditkan oleh rival politiknya. Jangan salah bahwa dalam dunia politik, lazimnya pihak yang dicitrakan didiskriminasi seringkali mendapat perhatian dari pemilih akar rumput. Ingat bagaimana Presiden Jokowi mencitrakan dirinya sebagai wong cilik yang sangat dekat dengan masyarakat bawah yang pada akhirnya mengantarnya ke tampuk kekuasaan.

Kedua realitas politik tersebut tidak bisa dilihat secara hitam-putih karena tergantung bagaimana politisi dan timnya mengkalkulasi keuntungan dari realitas yang akan ditampilkan di masyarakat. Tujuan akhir dari semua langkah yang diambil oleh politisi adalah bagaimana merebut kekuasaan.

Kedatangan Anies di sirkuit Formula E sebagai penonton biasa yang menempati tribun ekonomi jangan dianggap sebagai sebuah hal yang biasa saja. Tindakan tersebut merupakan keputusan politik yang sangat mempengaruhi citranya sebagai seorang calon presiden yang legowo meskipun mendapat perlakuan diskriminatif, sementara Anies hanya berkomentar bahwa demokrasi adalah hal yang biasa saja.

Apa yang terjadi pada Anies ditanggapi oleh pernyataan Rocky Gerung bahwa tidak diundangnya Anies merupakan tanda penguasa sekarang masih dendam terhadap Anies sementara menurutnya, Anies mengatakan dalam demokrasi biasa saja. Rocky Gerung mengafirmasi realitas tersebut dengan menyatakan bahwa dendam-dendam politik merusak watak bangsa ini.

Apakah Anies mengalami kerugian karena tidak diundang pada Formula E? Tentu saja tidak. Bahkan sebaliknya, tidak diundangnya Anies menjadi keuntungan tersendiri baginya karena timnya mampu mengkomodifikasi realitas yang seolah-olah merugikan elektabilitasnya menjadi peluang untuk meraup simpati masyarakat. Dengan cara apa? Dengan cara Anies datang ke sirkuit Formula E sebagai penonton biasa dan duduk di tribun ekonomi.

Apa yang dikatakan oleh Rocky Gerung bahwa jika jurnalis asing ingin wawancara tentang Formula E tetapi Anies tidak hadir akan menjadi pertanyaan tidak etis. Benarkah demikian? Benarkah pernyataan Rocky Gerung benar-benar bersimpati kepada ajang formula E yang tidak mengundang Anies atau bahkan pernyataan tersebut menjadi pesan kepada masyarakat agar bersimpati kepada Anies?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *