The President Can Do No Wrong: Pilpres 2024 & CAWE-CAWE Presiden Jokowi ( Bag. 2 )

Pilpres 2024 & CAWE-CAWE Presiden Jokowi ( Bag. 2 )
Pilpres 2024 & CAWE-CAWE Presiden Jokowi ( Bag. 2 )
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Lanjutan Bag. 2

Oleh: Susilo Bambang Yudhoyono

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Hati-hati tidak berarti tidak berani, tidak tegas dan tidak punya sikap. Misalnya dalam pengambilan keputusan yang sangat fundamental dan strategis tak mungkin saya lakukan secara serampangan. Mengapa? Saya tidak ingin keputusan yang sangat penting tersebut salah, atau kalau tidak kemudian berkali-kali saya ubah. Bukan begitu ke- pemimpinan dan manajemen yang saya anut dan jalankan.

Sikap seperti itulah, terutama soal kehati-hatian, yang hendak saya gunakan untuk membedah dan menelaah apakah cawe-cawe yang dilakukan Presiden kita, Pak Jokowi, itu benar atau salah, serta baik atau buruk.

Ada 5 hal yang ingin saya tanggapi terhadap cawe- cawenya Presiden Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

1.    Pak Jokowi, ataupun pihak Istana, mengatakan bahwa beliau memang akan melakukan cawe-cawe dalam Pilpres 2024. Tetapi, itu cawe-cawe yang baik dan demi kepentingan bangsa dan negara.

Pendapat saya:

Sah-sah saja Presiden Jokowi mengatakan atau berbuat begitu. Apalagi kalau cawe-cawe yang beliau lakukan adalah cawe-cawe yang baik, yang positif. Saya pikir kita tidak boleh serta merta mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi itu tidak baik atau salah.

Itu pendapat saya.

Meskipun saya memiliki pandangan yang secara fundamental berbeda dengan beliau, tak boleh saya mengatakan bahwa yang Pak Jokowi lakukan tidak baik, sebaliknya yang saya lakukan dulu yang lebih baik. Saya menghormati pilihan beliau. Untuk diingat memang pada Pilpres 2014 dulu saya memilih bersikap netral, dan mempersilahkan baik pasangan Pak Jokowi bersama Pak Jusuf Kalla maupun pasangan Pak Prabowo bersama Pak Hatta Rajasa untuk berkompetisi secara sehat dan demokratis.

Nah, tentang kata-kata bahwa cawe-cawe yang akan dilakukan itu demi kepentingan bangsa dan negara, mungkin ini yang Pak Jokowi perlu berhati-hati. Dalam mengartikan kepentingan bangsa dan negara, khususnya jika dikaitkan dengan Pilpres 2024 mendatang harus tepat dan tidak bias.

Kepentingan nasional (national interest), tidaklah sama dengan kepentingan politik seorang Presiden atau kepentingan politik sebuah parpol atau pihak manapun. Banyak literatur yang mendefinisikan kepentingan negara dalam tingkatan mulai yang bersifat hidup matinya sebuah negara (survival interest), disusul dengan kepentingan negara yang vital (vital interests) dan kemudian disusul dengan kepentingan besar (major interests) dan sete- rusnya.

Terjaminnya keselamatan, kedaulatan dan keutuhan NKRI misalnya itu adalah survival interests. Terlindunginya keamanan negara dan terjaganya ekonomi nasional sering diidentikkan dengan vital interest. Jadi, kalau mengatakan bahwa cawe-cawe itu demi kepentingan bangsa dan negara perlulah rakyat Indonesia diyakinkan bahwa cawe-cawe Presiden Jokowi benar-benar demi kepentingan bangsa dan negara.

Mengapa rakyat perlu diyakinkan?

Ya karena dalam Pilpres mendatang rakyatlah yang akan memilih presiden mereka untuk periode 5 tahun ke depan. Bukan Presiden, bukan MPR, bukan partai politik, bukan pula kalangan orang-orang kaya dalam iklim plutokrasi (money talks). Sekali lagi yang memilih adalah rakyat Indonesia, pemegang kedaulatan yang sejati.

2.    Dari berbagai sumber yang kredibel didapat informasi bahwa Pak Jokowi hanya menghendaki dua pasangan capres-cawapres. Bukan tiga apalagi empat pasangan.

Pendapat saya:

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar