Kelayakan Haji Mabrur menurut Al-Quran dan Hadits

Haji Mabrur menurut Al-Quran dan Hadits
Haji Mabrur menurut Al-Quran dan Hadits
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Haji mabrur merupakan istilah yang sering kita dengar terkait dengan ibadah haji, namun tidak ada rumusan yang jelas dalam Al-Qur’an maupun Hadits yang menjelaskan secara gamblang apa arti kata tersebut. Namun jika kita gabungkan dengan ayat yang tentang ibadah haji, kita dapat memahami bahwa haji yang mencapai hasil-guna dan efisiensi adalah haji yang dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengucapkan kata-kata kotor, tanpa melakukan kekejian, tanpa merusak agama (fusuq) dan tanpa bertengkar. . . .

Ayat 197 surat Al Baqarah menyatakan, “(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya.” Dalam hadis juga disebutkan, “Siapa yang melakukan haji tanpa berkata jorok dan berbuat fasik, ia akan kembali seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun, dari ayat dan hadis tersebut, tidak ditemukan definisi yang jelas tentang haji mabrur. Istilah ini muncul dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, “Sebaik-baik amal adalah iman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian jihad di jalan Allah, kemudian haji mabrur.” Dalam hadis lain juga disebutkan, “Haji mabrur tidak memiliki balasan selain surga.”

Majelis Tarjih melakukan pemantauan terhadap hadis-hadis Nabi, namun tidak menemukan kualifikasi yang spesifik untuk istilah mabrur ini. Oleh karena itu, terdapat pendapat-pendapat dari para ulama. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa mabrur adalah haji yang bersih dari jenis dosa dan dilakukan dengan konsistensi dalam menjalankan salat dan kebajikan.

Pendapat lain mengatakan bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak diikuti oleh perbuatan maksiat. Artinya, setelah menunaikan haji, seseorang tetap menjaga diri dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat.

Dalam mengungkap misteri haji mabrur, kita perlu memahami bahwa tujuan utama dari ibadah haji adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan ikhlas dan kesungguhan. Oleh karena itu, selain melaksanakan tata cara haji dengan benar, kita juga perlu menjaga niat yang tulus, menjauhi perbuatan maksiat, dan terus berupaya meningkatkan kualitas ibadah kita.

Dengan kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah haji, semoga kita dapat meraih haji mabrur yang tidak hanya memberikan kepuasan lahiriah, tetapi juga menghasilkan keberkahan dan kesucian batiniah.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *