Politik Dinasti, Anak (Kakak Adik), Menantu, Istri Muda

Politik Dinasti
Politik Dinasti
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kemudian Bivitri mengatakan, diskusi belakangan ini dipenuhi gambaran nyata kekuasaan yang sedang diperebutkan.

“Ada dua fenomena yang harus diperbincangkan dalam masa-masa transisi kekuasaan. Pertama, kecenderungan pemilik kekuasaan mempertahankan kekuasaannya, atau setidak-tidaknya memelihara agar kekuasaan tetap ada pada lingkaran keluarganya atau penerus yang ia percayai,” ujar Bivitri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kedua, katanya, pemilik kekuasaan yang tidak paham keadilan, dan tidak memiliki etika politik juga tidak akan membuka akses politik yang besar bagi nilai-nilai kebajikan yang penting, seperti hak asasi manusia dan antikorupsi.

Hal inilah, sambung Bivitri, yang saat ini yang kita lihat. Dari level yang paling atas, ujarnya lagi, kita diributkan soal ‘cawe-cawe’ yang dilontarkan Jokowi.

Menurut dia, kosa kata cawe-cawe ini multimakna. Dikatakan, antara lain, cawe-cawe juga bisa bermakna kebalikannya, yaitu untuk aktif terjun mengatur jalannya pemilu bukan dengan tujuan keadilan.

“Bisa jadi tujuannya adalah memastikan adanya pemimpin baru yang bisa melanjutkan program pembangunannya,” tuturnya.

Tentu hal ini dalam demokrasi tidak haram. Yang jadi persoalan, bagaimana dukungan ini diberikan? Apakah dengan menyokong gagasan dalam masa kampanye? Atau dengan menggunakan kekuasaannya?

“Kita perlu membincangkannya hal ini secara terbuka sejak sekarang. Bukan untuk memupuk ketidakpercayaan, melainkan karena otoritas memang mudah digunakan untuk kepentingan sang pemilik kekuasaan,” tegas Bivitri.

Belum lama ini ada orangtua dari masa orde baru bersuara bernada Jokowi ini “berani dan bernyali”.

Kemudian Jokowi memberi nasihat kepada seorang bakal calon presiden agar “berani dan bernyali”.

Nasihat ini bagus. Tapi jangan sampai bacapres itu bila kelak jadi pemegang kekuasaan jadi berani dan bernyali untuk menjadi penguasa kedua yang punya anak dan menantu penguasa kota.

Hal ini seperti yang ditulis dalam artikel opini majalah Tempo 3-9 Juli 2023 lalu di bawah judul “Dinasti Bapak dan Mertua” (Halaman 19).

Selamat petang Indonesia. Mari kita bermimpi bebas dari KKN.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *