Instruksikan Seluruh Kader Jaga Jarak dengan Prabowo Subianto, PDIP Diduga Makin Panik 

Instruksikan Seluruh Kader Jaga Jarak Dengan Prabowo Subianto, PDIP Diduga Makin Panik 
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dikabarkan panik lantaran khawatir calon presiden yang diusungnya, Ganjar Pranowo, tidak akan mampu bersaing dengan calon lainnya.

Khususnya pada calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, seluruh kader PDIP diimbau agar menjaga jarak dengan Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain itu, Presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP jelang Pilpres 2024 terlihat mendekati Prabowo, menterinya.

Presiden Jokowi memang beberapa kali menunjukkan kedekatannya dengan Prabowo Subianto.

Kemesraan yang diperlihatkan keduanya terkadang diartikan sebagai bentuk dukungan Jokowi untuk Prabowo di Pilpres 2024.

Padahal, seperti diketahui Jokowi sendiri merupakan kader PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Terbaru, politisi senior PDIP Effendi Simbolon tiba-tiba memuji Prabowo Subianto.

Dia menilai Prabowo sebagai figur yang andal dan layak untuk memimpin bangsa Indonesia mendatang.

Soal peryataan Effendi Simbolon tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pun bereaksi.

Hasto menegaskan bahwa semua kader PDIP harus satu arah mendukung bakal capres Ganjar Pranowo sesuai dengan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hasto terkesan mengancam bila kader PDIP membelot mendukung yang lain, maka harus bersiap menerima sanksi lewat Dewan Kehormatan Partai.

“Seluruh kader PDI Perjuangan, setelah 21 April, ketika keputusan sudah diambil oleh ketua umum partai ibu Megawati Soekarnoputri, semua harus satu arah, yaitu mendukung pak Ganjar Pranowo,” tegas Hasto saat ditemui di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (8/7/2023), dikutip dari Kompas TV.

Hasto terkesan mengancam bila kader PDIP tak memberi dukungan kepada keputusan Ketum Megawati untuk mendukung Ganjar Pranowo, maka harus bersiap menerima sanksi lewat Dewan Kehormatan Partai.

“Bagi yang tidak memberikan dukungan, Dewan kehormatan langsung secara otomatik secara sistemik menjalankan tugasnya, sehingga kedisiplinan partai ini sesuatu yang sifatnya mutlak,” tegasnya.

Hasto mengatakan, tindakan itu dilakukan karena PDIP adalah partai ideologi berdasarkan Pancasila, sehingga bila keputusan sudah diambil maka seluruh kader harus patuh.

Hasto menambahkan bahwa Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun bakal memanggil Effendi Simbolon untuk dimintai klarifikasi atas peryataannya tersebut.

Sebab dia menyebut PDIP sangat menjunjung tinggi disiplin bagi kadernya tak sejalan dengan arahan Ketum Megawati Soekarnoputri.

“Karena kami ini kan partai demokrasi Indonesia, sehingga semuanya akan dilakukan klarifikasi agar disiplin partai ditegakkan,” katanya.

Dewan Kehormatan PDIP, lanjut Hasto, akan memanggil Effendi Simbolon sesegera mungkin.

Di sisi lain, beredar informasi bahwa Effendi Simbolon berencana pindah partai dari PDIP ke Gerindra, Hasto menegaskan itu akan diklarifikasi terlebih dahulu oleh Dewan Kehormatan.

“Nanti kan yang penting kita lakukan klarifikasi terlebih dahulu, nanti badan kehormatan sesuai dengan AD ART partai akan mengusulkan pengambilan keputusan dari DPP partai,” kata Hasto.

 

Pengamat Sebut PDIP Panik

Kemesraan Presiden Jokowi dengan bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut membuat panik internal PDIP.

Internal PDIP diduga sedang panik akibat Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan itu tampak makin mesra jelang Pilpres 2024.

Dikutip dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro yang melihat internal PDIP tampak sedang panik tersebut.

Kepanikan itu ditunjukkan dari keluarnya pernyataan keras Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bahwa tidak benar Presiden Jokowi mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

“Pernyataan PDIP ini menguatkan bahwa mengemuka kepanikan di internal karena Presiden Jokowi ingin dukungannya tersebar bukan hanya ke Ganjar, namun juga ke Prabowo,” ujar pengamat politik Agung Baskoro, Kamis (6/7/2023).

Agung mengatakan, jelang Pilpres 2024 yang tinggal menghitung bulan ini, Jokowi malah semakin mesra dengan Prabowo.

Menurut pandangan Agung, Jokowi ingin dukungannya tidak cuma tersebar ke Ganjar Pranowo saja, melainkan juga ke Prabowo.

Bahkan, ia menilai bahwa Jokowi tidak mencoba mengurangi intensitas pertemuannya dengan Prabowo.

“Otomatis PDIP di titik ini harus berjuang keras untuk hattrick, dengan mencari cawapres yang tepat dan kampanye yang atraktif agar Ganjar kembali unggul dari Prabowo,” kata Agung.

Kemudian, Agung mengingatkan bahwa dukungan Jokowi kepada Prabowo sangat solid.

Sebab, keduanya memiliki relasi positif sejak dulu.

Misalnya, saat ini Prabowo merupakan salah satu menteri di kabinet pemerintahan Jokowi.

Kemudian, Prabowo juga pernah mendukung Jokowi saat bertarung dalam Pilkada DKI 2012.

Apalagi, menurutnya, hubungan antara Prabowo dan Jokowi memang sudah berlangsung sangat lama.

“Telah diuji dalam dua Pilpres dalam periode 2014 dan 2019, sehingga ada nilai-nilai kebijaksanaan yang dikedepankan ketika Prabowo legowo sebagai pembantu presiden pasca kalah Pilpres 2019,” ujar Agung.

Agung mengatakan, Jokowi hanya dianggap sebagai petugas partai dalam nalar politik internal PDIP.

Mengingat, partai berlambang kepala banteng itu sudah memiliki queen maker, yakni Megawati Soekarnoputri.

Oleh karenanya, Agung menilai wajar apabila Jokowi lebih nyaman atau mengakomodasi Prabowo sebagai salah satu capres jagoannya.

Dalam beberapa hasil survei kredibel juga menunjukkan bahwa Prabowo sementara ini unggul ketimbang Ganjar dalam beragam simulasi Pilpres, baik satu atau dua putaran saat berhadap-hadapan.

“Secara elektoral, bersama Prabowo, kans menang Presiden Jokowi lebih baik ketimbang hanya mendukung Ganjar semata.

Agung mengatakan, Jokowi hanya dianggap sebagai petugas partai dalam nalar politik internal PDIP.

Mengingat, partai berlambang kepala banteng itu sudah memiliki queen maker, yakni Megawati Soekarnoputri.

Oleh karenanya, Agung menilai wajar apabila Jokowi lebih nyaman atau mengakomodasi Prabowo sebagai salah satu capres jagoannya.

Dalam beberapa hasil survei kredibel juga menunjukkan bahwa Prabowo sementara ini unggul ketimbang Ganjar dalam beragam simulasi Pilpres, baik satu atau dua putaran saat berhadap-hadapan.

“Secara elektoral, bersama Prabowo, kans menang Presiden Jokowi lebih baik ketimbang hanya mendukung Ganjar semata.

Sebab, Prabowo tidak memiliki kewajiban melanjutkan program Jokowi bila terpilih, apalagi jika betul Jokowi tidak mendukungnya.

“Menimbang Prabowo berbeda partai dan tak punya tanggung jawab politik langsung sebagaimana PDIP,” imbuh Agung.

 

PDIP Bantah Jokowi Dukung Prabowo

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto merespons soal rumor Presiden Jokowi mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hasto menegaskan tidak benar jika Presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP malah memilih Prabowo Subianto sebagai capres pilihannya untuk Pilpres 2024.

“Pak Jokowi memilih pak Prabowo? Jadi itu saya luruskan. Itu tidak benar,” tegas Hasto, di sela Rakerda DPD PDIP Sumbar, di Kota Padang, Selasa (4/7/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Hasto menyatakan, tindakan Presiden Jokowi menyangkut nama-nama bakal capres harus dilihat sebagai upaya untuk memastikan situasi nasional tetap aman dan kondusif jelang pergantian kepemimpinan nasional.

“Pak Jokowi dalam kapasitas beliau sebagai presiden, (hanya ingin) memastikan agar proses pergantian kepemimpinan kedepan berjalan dengan baik,” kata Hasto.

Hasto juga mengingatkan, PDIP melalui Rakernas III lalu, menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, baik kebijakan, legacy, maupun program akan dilanjutkan oleh bacapres Ganjar Pranowo.

Karena dalam konteks menjaga situasi nasional yang kondusif itu, PDIP mendukung langkah Presiden yang bersikap baik kepada para bakal capres yang ada.

Hasto juga memastikan, bahwa Jokowi sebagai seorang kader PDIP, tentu sejalan dengan kebijakan partai.

Terbukti bahwa dalam Rakernas III PDIP lalu, Jokowi memberikan arahan-arahan bagaimana pemenangan Ganjar Pranowo sebagai capres harus dilakukan.

“Tentu saja beliau sebagai bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan yang sudah memberikan arahan-arahan khusus tentang pemenangan-pemenangan Pemilu Legislatif dan pemenangan pak Ganjar dalam rakernas III lalu,” katanya.

Tugasnya, lanjut Hasto, adalah menjabarkan arahan-arahan dari Presiden Jokowi tersebut.

“Arahan-arahan beliau sangat baik, sangat konstruktif bagi pemenangan PDI Perjuangan dan Pak Ganjar Pranowo ini. Jadi kita dukung sikap Pak Presiden Jokowi,” imbuh Hasto.

 

Kader PDIP Puji Prabowo

Politisi senior PDIP, Effendi Simbolon membeberkan kriteria figur pemimpin yang dinilai mampu untuk menjawab tantangan masa depan, termasuk yang bisa melanjutkan pemerintahan Presiden Jokowi.

Kata Effendi, sosok itu harus memiliki keandalan dalam memimpin bangsa yang dimana di masa depan tantangan menurut dia akan semakin berat.

“Saya secara jujur berharap Indonesia dinahkodai oleh pemimpin yang punya kehandalan, others wise kita akan jadi porak poranda negara yang tadi disampaikan pak Prabowo begitu besarnya aset bangsa aset negara,” kata Effendi saat ditemui di sela acara Rakernas Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Tak hanya itu, pemimpin mendatang juga kata dia harus bisa mencegah masalah-masalah berkepanjangan yang ada di Indonesia.

Termasuk di antaranya masalah kesehatan seperti stunting, hingga kemiskinan.

“Aktiva negara tapi kita kemudian tidak mampu mengoptimalkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat, tidak ada lagi yang kemudian kita stunting, kemiskinan, dan seterusnya,” ucap dia.

Atas pernyataannya itu, lantas Effendi mengungkapkan bahwa sosok yang layak untuk memimpin itu adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Nah tadi saya kira kita bisa membaca lah, secara jujur, secara objektif saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo,” ucap dia.

Hanya saja saat disinggung sosok itu ada di nama Ganjar Pranowo yang merupakan capres dari PDIP, Effendi meminta untuk tidak dibandingkan.

Sebab menurutnya, Ganjar Pranowo adalah capres pilihan ketua umum partai tempatnya bernaung, sehingga dia akan patuh pada mandat tersebut.

“Saya tidak ingin membanding-bandingkan ya. Kan Pak Ganjar sudah diputuskan oleh ketua umum kami. Tentu saya harus patuh akan itu. Ya tentunya sebagai kader,” kata Effendi.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *