Penyelenggaraan Haji Tahun 2024, Kemenag: Fokus Istitha’ah Kesehatan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Istitha’ah kesehatan jadi fokus Kemenag dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024. Pasalnya, banyak jemaah haji yang wafat di tahun ini sehingga menjadi perhatian mereka untuk tahun berikutnya.

Dikutip dari laman Kemenag, Kamis (20/7/2023), istitha’ah kesehatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Contohnya seperti aktivitas fisik, yaitu berjalan, bergerak atau kemampuan untuk menghadapi atau pulih dari suatu penyakit atau kondisi medis.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam konteks ibadah haji, jemaah yang ingin menunaikan rukun Islam kelima harus memenuhi beberapa persyaratan. Beberapa di antaranya adalah kondisi fisik yang mumpuni dan juga kesehatannya yang baik.

Seperti diketahui, jemaah haji yang wafat di Tanah Suci sudah mencapai 683 jiwa. Angka ini berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) per Rabu (19/7/2023) pukul 13.07 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 17.07 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Berdasarkan data yang ada, kasus kematian tahun 2023 menjadi yang tertinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2015, angka kematian jemaah haji berjumlah 627 jiwa dan 2017 sebanyak 658 jiwa.

Maka dari itu, Kemenag akan melakukan evaluasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief berharap, kejadian seperti ini tidak kembali terulang.

“Ya itu jadi perhatian kami. Kita coba analisis sambil berjalan sebelum nanti kita lakukan kajian komprehensif di Indonesia dari klasifikasi usia jemaah yang wafat itu,” ujar Hilman.

Kebanyakan jemaah yang wafat adalah lansia. Mereka berusia 60-70 tahun. Disusul dengan jemaah dengan usia 70-80 tahun.

“Nanti kami berdiskusi dengan temen-temen kesehatan, kita analisa pemicunya apa, kalau penyebabnya kita sudah tahu semua rata-rata yang wafat itu kena jantung kemudian ada sesak napas dan lain sebagainya. Tetapi pemantiknya itu yang sedang kita analisis lagi, karena ini memang jumlahnya cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” jelas Hilman.

Ke depan, Kemenag dan Kemenkes akan memfokuskan masalah istitha’ah kesehatan. Bagi jemaah haji yang tidak lolos tes kesehatan, tidak diperkenankan untuk berangkat dan melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih).

“Kami sudah pelajari dan itu juga jadi perhatian kita terutama masalah istitha’ah kesehatan. Medical record jemaah seperti apa, kita akan buat mekanisme yang berbeda. Mungkin kita desainkan dulu harus clear kesehatannya baik mental fisik dan sebagainya, baru ada pelunasan,” ungkap Hilman.

“Ini juga salah satu upaya lah agar nanti jemaah yang berangkat berapapun usianya tapi kondisinya lebih memungkinkan menjalani prosesi haji. Memang kebutuhan fisiknya sangat berat sekali ya, apalagi tahun ini sangat panas,” tukasnya.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *