Ali Bin Abi Thalib: Dosa Terbesar Dosa Yang Dianggap Ringan

Dosa Yang Dianggap Ringan
Ali bin Abi Thalib
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idAli bin Abi Thalib RA. meninggalkan banyak nasihat hidup bagi umat Islam. Salah satunya adalah perkara dosa.

Menurut Sayyidina Ali RA. Dosa terbesar adalah dosa yang dianggap ringan. Dia pernah berkata: “Dosa terbesar adalah dosa yang dianggap ringan oleh pelakunya.”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Merujuk pada buku “Samudra Hikkei Ali bin Abitalib r.a” karya Latifatul Umamah, nasehat Ali bin Abitalib (r.a.) merupakan ungkapan kewaspadaan dan peringatan bagi manusia untuk tidak meremehkan dosa sekecil apapun.

Dosa itu ibarat bola salju yang menggelinding; semakin lama semakin besar. Dosa yang kita lakukan juga akan menyeret dosa-dosa lainnya,” jelas buku tersebut seperti dikutip.

Perkara meremehkan dosa ini juga diterangkan Ibnu Qudamah dalam Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin. Dijelaskan, dosa kecil bisa berubah menjadi besar ketika seseorang meremehkannya. Sementara itu, kata Ibnu Qudamah, selagi suatu dosa dianggap besar oleh hamba, maka dosa itu menjadi kecil di sisi Allah SWT.

Mengenai hal tersebut, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya orang mukmin itu melihat dosa-dosanya seakan-akan dia sedang berada di kaki gunung. Dia takut itu akan menimpa dirinya, dan sesungguhnya orang yang durhaka itu melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu dia berkata, ‘Cukup begini saja.’ Maksudnya cukup dengan menepiskan tangannya.”

Perkataan Ibnu Mas’ud tersebut ditakhrij dalam Ash-Shahihain.

Dalam riwayat yang berasal dari Anas dikatakan, “Sesungguhnya kalian benar-benar melakukan berbagai macam perbuatan, yang dalam pandangan kalian lebih kecil daripada sehelai rambut. Andaikan kami mempertimbangkannya pada Rasulullah SAW, maka perbuatan-perbuatan itu termasuk dosa besar.” (HR Bukhari)

Selain memberikan nasihat perkara dosa, Ali bin Abi Thalib RA juga memberikan nasihat tentang penyakit yang paling menyulitkan, lisan orang yang berakal, hingga nasihat untuk berdagang kepada Allah SWT jika seseorang jatuh miskin. Berikut sejumlah nasihat Ali bin Abi Thalib RA dirangkum dari sumber yang sama.

Tidak ada penyakit yang lebih menyulitkan daripada kebodohan.

Nasihat di tengah khalayak ramai itu adalah suatu celaan.

Orang yang bahagia ialah orang yang dapat menarik pelajaran dari orang lain.

Lisan orang berakal itu berada di balik hatinya, sedang hati orang bodoh itu di balik lisannya.

Pahamilah kabar jika kalian mendengarkannya dengan akal yang penuh dengan pemahaman, bukan akal yang sekadar meriwayatkan. Sesungguhnya periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.

Masa itu terbagi dua: suatu saat kau di atas dan pada saat lain kau di bawah. Maka ketika kau berada di atas, janganlah sekali-kali kau berbuat aniaya. Dan ketika kau berada di bawah, janganlah sekali-kali kau gelisah.

Janganlah menjadi orang yang mengharap akhirat tanpa amal, dan menunda-nunda tobat karena angan-angan. Kau menyukai orang saleh, namun tidak mau beramal dengan amalan mereka.

Apabila kau jatuh miskin, berdaganglah dengan Allah, yaitu dengan cara memperbanyak sedekah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *