Dahsyat! Anies Baswedan Unggul di Semua Jajak Pendapat, Ini Daftarnya

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Sulung Nof, Penulis Buku The Golden Teacher: 7 Poin Menjadi Guru yang Memikat Hati

Hajinews.id – Jajak pendapat (polling) merupakan instrumen survei yang umumnya digunakan untuk mengukur opini publik. Opini publik dipengaruhi oleh beberapa variabel, di antaranya media. Dan media digunakan sebagai alat untuk mempublikasi aktivitas kampanye, baik kampanye produk, sosial, maupun politik.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalamdunia demokrasi modern, jajak pendapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran besar calon pemilih dari kandidat tertentu sebagai modal dasar dalam kerja elektoral serta melakukan penetrasi ke basis massa yang diprediksi masih kurang memberikan insentif dukungan suara secara signifikan.

Salah satu metode jajak pendapat yang digunakan lembaga survei saat Pemilu adalah Exit Poll. Jajak pendapat ini dilakukan usai pemilih keluar dari Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dengan demikian hasil Pemilu dapat diperkirakan lebih cepat untuk disajikan kepada masyarakat tanpa harus menunggu sekian waktu.

Menariknya, jajak pendapat yang saat ini dijadikan alternatif sebagai data pembanding hasil survei dihakimi sebagai hiburan semata. Dalilnya, jajak pendapat dianggap tidak memenuhi unsur metodologi yang ketat dan akurat selayaknya survei. Sehingga para surveyor merasa percaya diri karena para politisi sudah ‘beriman’ dengan hasil survei.

KILAS BALIK

Kilas balik Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 sewindu lalu, hasil survei Anies-Sandi cenderung jeblok dibanding Ahok-Djarot. Namun pada saat yang bersamaan, suara Anies-Sandi lebih unggul dalam jajak pendapat yang difasilitasi oleh sejumlah media massa seperti Medcom, Viva, dan Berita Satu. Mengutip dari Medcom, hasil jajak pendapat melalui akun Twitter @Metro-TV yang diikuti 11.073 pemilih pada Jum’at, 11 Februari 2017, suara Anies-Sandi lebih unggul dengan perolehan 48 persen dibanding Ahok-Djarot dengan raihan 47 persen dan Agus-Sylvi dengan 5 persen.

Jajak pendapat serupa dilakukan Viva melalui akun Twitter @VIVAcoid dengan total 11,475 suara. Anies-Sandi meraih 48 persen, lalu dibayangi Ahok-Djarot 45 persen, dan disusul Agus-Sylvi 7 persen. Sementara itu pada jajak pendapat yang digelar Berita Satu melalui akun Twitter @Beritasatu dengan total 3,485 suara, Anies-Sandi memperolehan 59 persen. Sedangkan Ahok-Djarot mendapat 38 persen dan Agus-Sylvi meraih 3 persen.

Sebagaimana diketahui, pada Pilgub DKI Jakarta 2017, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno berhasil memenangkan kontestasi pemimpin ibukota pada putaran kedua dengan mengalahkan Ahok-Djarot. Padahal beberapa hari menjelang pemilihan, lembaga survei merilis data bahwa suara Anies-Sandi bakal kalah. Pada poin ini sarana jajak pendapat menjadi relevan dalam menakar kekuatan di lapangan.

Hasil kontras yang ditunjukkan antara survei dan jajak pendapat ini mengundang tanggapan beragam pihak. Sebut saja misalnya Dr. Refly Harun. Ia menyoal fenomena terbalik antara rilis survei dengan hasil jajak pendapat. Sebab kedua instrumen tersebut memiliki salah satu fungsi untuk membingkai pendapat publik. Fakta di lapangan berbicara, ketika Anies Baswedan berkunjung ke suatu daerah selalunya disambut rakyat. Hal ini selaras dengan hasil jajak pendapat yang mengunggulkan namanya.

Polling ini pastinya jauh lebih jujur, dibandingkan survei yang bisa diutak-atik utak-atik. Apalagi kalau seandainya surveinya itu ada pesanan. Kalau ini (polling, Red) insyaAllah apa adanya. Dan pertanyaannya pun tidak mengarah,” ungkap Refly dalam siaran langsung di kanal Youtube-nya, Rabu, 10 Mei 2023 saat mengumumkan hasil jajak pendapat yang menempatkan Anies Baswedan pada posisi teratas sebagai calon presiden yang memiliki komitmen dalam memberantas korupsi. []

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *