“Belakangan ini setiap penanganan perkara besar selalu dikaitkan dengan politisasi, yang kebetulan tahunnya lagi tahun politik,” kata Ketut melalui pesan singkat, Minggu (30/7).
Menurutnya ini menjadi bagian dari penegakan hukum. Selain itu Ketut mengatakan pemanggilan terhadap para pembantu Presiden Joko Widodo tersebut juga sudah melalui beragam proses dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Pemanggilan AH (Airlangga) itu bukan tiba-tiba dipanggil tanpa alasan dan tanpa proses, tetapi dengan adanya Putusan MA yang telah mempunyai kekuatan Hukum tetap terhadap 5 terpidana yang sudah dihukum rata-rata oleh MA 5-8 Tahun pidana penjara,” ungkapnya.
DNA Golkar tak mungkin oposisi
Dihubungi terpisah, analis politik Adib Miftahul mengatakan Golkar merupakan partai besar dan senior. Adib mengatakan bahwa DNA Golkar itu tidak bisa berada di kubu oposisi dan selalu berada di internal kekuasaan.
“DNA Golkar itu ada di kekuasaan, tidak bisa jadi oposisi,” kata Adib kepada CNNIndonesia.com, Selasa (1/8).
Ia menyebut Golkar dapat dikatakan juga ‘mengatur’ komposisi-komposisi pembagian kekuasaan. Ia pun menduga isu munaslub ini hanyalah sebuah gimik yang diciptakan internal partai. Adib menilai gimik politik internal ini sengaja diciptakan demi soliditas Golkar.
Lebih lanjut, Adib mengatakan suka tidak suka, Airlangga ini tidak laku dibanding tokoh lain yang disebut sebagai capres dan cawapres dalam pelbagai hasil jajak pendapat atau survei.
“Tetapi jangan lupa, mungkin secara logistik, manajerial komposisi kontestasi peta politik, Golkar mengatur. Kita bisa lihat mereka punya Menko, ada dua kan, Luhut sama Airlangga. Belum Menteri seperti Menteri Investasi. Posisi-posisi kunci di kekuasaan itu saya kira keberhasilan Airlangga,” katanya.
“Namun Airlangga tidak laku. Inilah yang saya kira mungkin membuat pihak-pihak lain menggoyang kursi Ketum Airlangga,” tambahnya,
Kendati demikian ia yakin Airlangga masih bisa mengatasi manuver elite soal Munaslub. Hal itu terlihat dari pertemuan DPD Golkar se-Indonesia. Meski pada akhirnya tidak mengajukan kader internal sebagai capres dan cawapres, namun ia yakin Golkar bisa berperan di orkestrasi koalisi Pilpres 2024.
“Yang belum bisa diprediksi adalah dia berlabuh ke mana, misalnya ke KKIR, Koalisi PDIP, Koalisi Perubahan. Itu yang menurut saya tidak bisa diprediksi. Tapi Golkar akan berlabuh kepada yang berpeluang besar menang. Dia punya komposisi yang banyak, itu yang bisa diprediksi,” kata Adib.
Sumber: cnn