Kultum 193: Khawatir Jatuh ke dalam Syirik

Khawatir Jatuh ke dalam Syirik
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Membaca atau melihat judul di atas, seharusnyaah terlintas di dalam benak kita sebuah pertanyaan, “mengapa kita harus kawatir jatuh ke dalam syirik?” Bukankah sudah jelas bahwa syirik adalah satu dari dosa-dosa yang terbesar? Betul, jadi mari kita simak apa yang disampaikan oleh Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu,

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى

اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ

أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي

Artinya:

Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan, sedangkan aku justru bertanya kepada beliau tentang keburukan disebabkan rasa takut keburukan itu akan menimpaku.

Selayaknya sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk mengetahui berbagai macam kebaikan agar dapat mengamalkannya. Sebaliknya, kita juga dituntut untuk mengetahui berbagai macam keburukan agar mampu menghindarinya. Perlu juga diketahui, betapa banyak kitab-kitab ulama terdahulu yang mengupas entang dosa-dosa besar,yang bertujuan untuk memperingatkan agar kita tidak terjerumus ke dalamnya.

Salah satu dosa besar itu adalah dosa syirik, yang merupakan kezaliman terbesar, yang mampu menyeret manusia menjadi bahan bakar api neraka, kekal selamanya. Karena itu, sudah sepantasnya kita kawatir dan berusaha memahami hakikat syirik itu. Kekawatirannya adalah kalau kita tidak memahaminya, dikhawatirkan kita akan terperosok ke dalamnya tanpa kita sadari.

Secara terminologi Islam, syirik adalah “menjadikan bagi Allah tandingan atau sekutu”. Terminology ini berdasarkan hadits tentang dosa terbesar,

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ

Artinya:

Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, sedangkan Dia yang menciptakanmu (HR. Bukhari no. 7520, dan Muslim no. 86).

Sebagian ulama memilah syirik ke dalam makna umum dan makna khusus. Makna umum digunakan jika syirik itu dimaksudkan “menyekutukan Allah di dalam peribadahan hamba kepada-Nya (uluhiyyah), menyekutukan-Nya di dalam perbuatan-Nya (rububiyyah), nama-Nya, dan sifat-Nya (al-asma’ wa ash-shifat)”. Namun secara khusus, syirik berarti “memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah”.

Berbagai kesyirikan jenis-jenis inilah yang diperangi oleh Rasulullah semasa hidup beliau. Bahkan, kesyirikan pertama yang terjadi di muka bumi ini disebabkan oleh penyelewengan dalam beribadah kepada selain Allah yang telah menimpa kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam.

Dalam satu riwayat diceritakan bahwa pada jaman Nabi Nuh ada beberapa orang shalih. Ketika mereka wafat, syetan membisikkan kepada manusia-manusia setelah mereka untuk mendirikan patung orang-orang shalih tersebut dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Hal itu bertujuan untuk membuat mereka semangat dalam beribadah tatkala melihat patung tersebut.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *