Kisah Jendela Terbuka Selama 1400 Tahun Dekat Makam Nabi Muhammad SAW

Jendela Terbuka Selama 1400 Tahun
Jendela Sayyidah Hafshah binti Umar di Masjid Nabawi, Kota Madinah selama 1400 tahun atau 14 abad dibiarkan terbuka (Foto: dok. Muhammad Hanif)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jika Anda akan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah,  ada jendela tepat di seberangnya yang mengarah langsung ke makam Nabi Muhammad.

Dikatakan bahwa jendela bangunan aslinya telah terbuka sepanjang waktu, dan tidak ada yang berani menutupnya selama 1400 tahun, bahkan Raja Arab Saudi sekalipun!

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

apa alasannya? Tidak lain karena jendela ini terikat oleh janji seorang ayah kepada putrinya.

Mungkin banyak jamaah yang belum mengetahui mengapa jendela Masjid Nabawi masih terbuka setelah dilakukan serangkaian perluasan dan perbaikan.

Dikutip dari laman Sanad Media, kisah jendela yang selalu terbuka di balik makam Nabi ini diawali dengan perluasan masjid Nabavi kedua pada tahun 17H.

Saat itu jumlah kaum muslimin melonjak tajam menyusul meluasnya wilayah kekuasaan Islam atau yang dikenal dengan istilah futuhat. Tak pelak, para peziarah ke Masjid Nabawi pun mengalir bak air bah.

Masjid Nabawi pun tidak mampu lagi menampung banyaknya lautan manusia. Alhasil, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan perluasan masjid.

Jendela Sayyidah Hafshah (Foto: Sabili/Muhammad Hanif)

Akan tetapi, sang khalifah menemukan sedikit kendala saat perluasan masjid. Penyebabnya ialah keberadaan rumah putri sang khalifah sendiri, Hafshah binti Umar. Hafshah dalam sejarah Islam tercatat sebagai Ummul Mukminin, salah seorang istri Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam.

Rumah Hafshah binti Umar itu terletak persis bersebelahan (sebelah selatan) dengan makam Nabi atau berhadapan langsung. Di tempat itulah para peziarah berhenti untuk mengucapkan salam kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam.

Tempat itu tak lain ialah kamar Sayyidah Hafshah binti Umar. Di tempat itulah Hafshah dahulu menemani Rasulullah saat tidur bersamanya. Namun, untuk kepentingan perluasan, kamar yang penuh kenangan bersama baginda Nabi itu terpaksa harus dirobohkan.

Khalifah Umar pun bingung bagaimana cara membujuk Hafshah agar mau merelakan rumah itu demi perluasan Masjid Nabawi. Sudikah Hafshah binti Umar angkat kaki ke tempat lain dan meninggalkan rumah sederhana yang penuh kenangan indah bersama manusia paling mulia di dunia dan akhirat itu?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *