Eks Ketua MK Tentang Batas Usia Cawapres: Itu Kesepakatan Politik, Tidak Usah Atur-atur

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva buka suara mengenai batas usia capres dan cawapres dalam UU yang digugat ke MK.

Hamdan menilai, tidak ada standar untuk MK mengukur batas usia capres-cawapres.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“MK enggak usah ngukur-ngukur itu, dia juga standarnya apa 35 tahun? Ada ukurannya yang mana? Enggak ada ukurannya itu open legal policy, kalau pun 35 tahun kenapa tidak 34? Kan rusak negara ini, jadi sekali lagi itu open legal policy,” ujar Hamdan di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (21/7).

Hamdan cerita saat penyusunan batas usia capres-cawapres adalah 40 tahun. Dia mencontohkan dasarnya dari tingkat kematangan seseorang dari perspektif agama.

“Dulu itu 40 tahun kenapa? Saya juga ikut 40 tahun kita bikin, kira-kira kalau dari perspektif agama, Nabi Muhammad itu diangkat menjadi rasul sudah sangat matang 40 tahun itu, lalu kenapa 35 tahun jadi gubernur, itu sudah agak matang itu,” tuturnya.

“Kenapa 25 tahun jadi bupati walikota? Nah itu udah lumayan, jadi karena hitung-hitungan politis aja, itu open legal policy namanya, lalu kenapa tidak 39,” ujarnya.

Atas dasar itu, Hamdan berkata, bahwa MK tidak perlu mengatur batas usia capres-cawapres. Sebab, hal itu merupakan kesepakatan politik saja atau ia sebut open legal policy.

“Enggak bisa kesepakatan di MK, itu kesepakatan politik namanya, itu namanya open legal policy. Jadi karena itu enggak usah lah ya atur-atur umur, umur itu sudah open legal policy,” ujarnya.

“Ya tunggu aja putusan MK apapun apa putusan MK kita hormati,” tutup Hamdan Zoelva.

 

Gugatan Batas Usia Capres & Cawapres di MK

Batas usia capres dan cawapres dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu belakangan digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh sejumlah pihak. Penggugat meminta MK menurunkan batas usia capres dan cawapres dari 40 menjadi 35 tahun.

Ketua MK Anwar Usman belum bisa memastikan apakah putusan MK mengenai itu bisa ditetapkan sebelum masa pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU atau tidak.

Anwar mengatakan, tidak ada pihak yang bisa mendesak soal proses uji materi itu.

Menurut Anwar, gugatan uji materi itu masih ada tahap sidang untuk pembuktian terkait gugatan.

Sementara, PDI Perjuangan mencermati terkait gugatan batas usia capres-cawapres menjadi minimal 35 tahun tengah bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, kans Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres terbuka lebar jika gugatan itu dikabulkan MK.

“Kita mencermati hal tersebut, kalau memang kemudian di MK-nya kemudian disetujui ada calon cawapres di bawah 40 tahun ya bisa saja Mas Gibran yang maju,” kata Puan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).

Meski begitu, Ketua DPR ini enggan berkomentar jauh mengenai kans Gibran menjadi cawapres. Menurut Puan, hal ini bisa dikonfirmasi langsung kepada putra sulung Jokowi itu.

“Ya tanya Mas Gibran. Kita enggak usah berandai-andai nanti jadinya fitnah. Sudah tanya Mas Gibran ya,” kata Puan.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *