Laporan Tempo: Cerita Dibalik Dukungan Partai Golkar dan PAN pada Prabowo Subianto Sebagai Capres

Dukungan Partai Golkar dan PAN pada Prabowo Subianto
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Merespons kritik Hasto, Presiden Jokowi membela program food estate dan anak buahnya. Bekas Wali Kota Surakarta itu mengatakan program lumbung pangan dikerjakan sejumlah kementerian, bukan hanya Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo. “Membangun food estate tak semudah yang kita bayangkan,” kata Presiden.

Di lingkup internal PDIP, Jokowi dianggap makin condong mendukung Prabowo. Tiga narasumber, seorang di antaranya kolega Ganjar Pranowo, bercerita, tim pemenangan Ganjar sudah siap dengan skenario bahwa Jokowi tak gamblang mendukung Ganjar sebagai calon presiden dari PDIP.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, mengatakan PDIP berharap Presiden tak cawe-cawe dalam Pemilu 2024. PDIP ingin Jokowi meninggalkan legasi praktik demokrasi yang baik. “Salah satunya dengan tak menggunakan instrumen kekuasaan untuk memenangkan salah satu calon,” ujar anggota Komisi Perdagangan DPR ini.

Kepada dua orang dekatnya, Jokowi memastikan tak akan mengumumkan secara terbuka calon presiden yang ia dukung.

Di PDIP, kalangan internal partai terus mengevaluasi performa Ganjar. Orang dekat Ganjar dan seorang politikus partai merah mengatakan petinggi PDIP mencermati elektabilitas Ganjar yang masih kalah oleh Prabowo. Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 18 Agustus lalu menunjukkan elektabilitas Ganjar 39,6 persen dan Prabowo 47 persen dalam simulasi dua nama (head to head).

Menurut narasumber yang sama, performa Ganjar dan arah dukungan Jokowi kepada Prabowo membuat PDIP membuka peluang bekerja sama dengan poros koalisi lain. Salah satunya dengan Partai NasDem. Bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera, NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim membuka peluang partainya berkoalisi dengan PDIP. “NasDem siap mengorbankan kepentingannya,” tutur Hermawi kepada Tempo, Jumat, 18 Agustus lalu.

Sedangkan politikus PDIP, Deddy Sitorus, memastikan partainya tak menutup komunikasi dengan poros koalisi lain, termasuk koalisi Prabowo ataupun koalisi Anies Baswedan. “Apa yang tak mungkin kalau sudah membuka komunikasi dan akhirnya berkolaborasi,” ujarnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *