PDIP Tunjukkan Perang Terbuka ke Jokowi, Ini Sederet Perbedaan Politik yang Jadi Pemicu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP mulai renggang. Potensi keretakan lebih besar diproyeksi bakal terjadi.

Analis politik Unhas lainnya Adi Suryadi Culla juga menilai bahwa keretakan PDIP dan Jokowi itu bisa terjadi jika terjadi perbedaan politik. Khususnya soal pilihan figur capres. Di mana PDIP mendukung Ganjar Pranowo dan Jokowi memilih Prabowo.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Itu yang potensi membuat retak dan kelihatan sudah mulai ada reaksi dimunculkan PDIP. Misalnya (kritikan) soal pemanfaatan museum sebagai tempat deklarasi Golkar dan PAN hingga kritikakan proyek food estate,” katanya.

Hal ini kata dia akan membuat suasana pemilu ke depan bisa semakin memanas. Sebab tidak ada di antara para figur melalui partainya tidak ada yang mau kalah. Jadi Jokowi berpotensi terjebak dalam arus persaingan figur capres dengan potensi konflik yang mungkin terjadi.

“Sebaiknya Jokowi menjaga hubungan dengan PDIP. Sebab PDIP merasa menjadi bagian pendukung sejak periode pertama hingga periode kedua,” kata Culla.

Sementara analis politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Attock Suharto menilai Jokowi cenderung mengambil posisi berseberangan dengan PDIP.

Hal itu disebabkan tidak adanya kesamaan persepsi mengenai penetapan Ganjar Pranowo (GP) sebagai presiden yang tampaknya tidak melibatkan Jokowi.

Kemudian “konflik politik” itu diperuncing pada sengkarut penetapan cawapres GP. Di mana Jokowi mengendorse Erick Thohir.

“Sikap Jokowi itulah sehingga PDIP mulai melakukan “perang terbuka” dengan menyerang kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi seperti food estate tersebut,” kata Attock.

 

Kader Loyal

Ketua Dewan Kehormatan DPW Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ansyari Mangkona membantah jika hubungan Jokowi dan PDIP sedang retak. Menurutnya isu itu hanya sengaja digoreng.

Mangkona mengatakan, Jokowi tidak akan mungkin menghianati PDIP, sebab ia kader loyal. Dia dianggap kader terbaik, sehingga diusung sebagai capres PDIP.

“Sekarang dia pun masih kader dan belum ada dari mulut beliau yang menyatakan mendukung siapa pun,” kata Mangkona.

Sehingga, ia menekankan bahwa hubungan PDIP dan Jokowi itu tetap baik-baik saja. Jika ada yang mengatakan retak, menurutnya itu biasa karena ada yang ingin memanfaatkan karena Jokowi kader terbaik PDIP yang memiliki kinerja yang sangat bagus.

Bahkan kata dia, belum ada presiden yang mengungguli. Di mana surveinya mencapai 80 persen menjelang akhir jabatan. Soal kritikan PDIP, Mangkona mengatakan itu sudah biasa. Sebenarnya kata dia, sejak dahulu PDIP pun banyak mengkritik terhadap program yang bermasalah.

“Kita itu kritik bukan hanya sekarang. Dulu juga sering. Sekarang begini hanya dikaitkan-kaitkan saja,” terangnya.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *