Ketika Anies Baswedan ‘Dikeroyok’ Dosen dan Mahasiswa FISIP UI

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan datang langsung ke kampus Universitas Indonesia untuk memenuhi undangan FISIP Universitas Indonesia. Anies menyampaikan kuliah kebangsaan dengan tema “Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan”.

Tiba saat sesi diskusi tanya jawab, FISIP UI memanggil beberapa panelis yang merupakan perwakilan dari dosen lintas fakultas di FISIP UI dan perwakilan mahasiswa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Beberapa panelis yang diminta naik panggung adalah, Guru Besar FISIP UI Prof Dr Bambang Shergi Laksmono, Prof Dr Valina Singka Subekti, Prof Sudarsono Hardjosoekarto. Kemudian Dosen Ilmu Komunikasi, Dr Umi Salamah; Suraya Affif Phd dari Dosen Antropologi; Dra Mamik Sri Supatmi dari Dosen Kriminologi; Asra Virgianita PhD dari Hubungan Internasional.

Selanjutnya dari perwakilan mahasiswa ada Ketua BEM FISIP UI, M Rafkaliro dan Wakil Ketua BEM FISIP UI, Rakha Ayu Rengganis. Acara dipandu moderator Dekan FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto.

Ketika melakukan diskusi, Anies Baswedan duduk diatas podium panggung dengan dikelilingi dosen dan Ketua BEM FISIP UI, M Rafkaliro

Mulanya, M Rafkaliro langsung memulai dengan pertanyaan bagaimana perjalanan Anies Baswedan datang ke kampus beralmamater kuning itu. Dia juga meminta kepada Anies untuk memanggil ‘Mas’ ketimbang ‘Pak’ karena Rakha ingin lebih leluasa berdiskusi dengan Anies. Hal itu juga merupakan budaya di kampus UI.

“Sebelum mulai saya izin untuk panggil pak anies jadi mas Anies karena di FISIP UI kita terkenal akan budaya untuk memanggil dosen untuk manggil mas dan mba. Karena pak Anies lagi di FISIP UI jadi saya izin panggil mas Anies untuk kuliah kebangsaan,” kata Rafkaliro

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *