Kisah Santri Ploso Uji Kewalian Gus Dur, Seketika Hal Tak Terduga Terjadi

Santri Ploso Uji Kewalian Gus Dur
Gus Dur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah Presiden keempat Republik Indonesia. Ia juga menjabat Ketua Umum PBNU selama tiga periode berturut-turut.

Dari segi nasab, Gus Dur merupakan anak dari KH Wahid Hasyim dan cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asy’ari. Padahal, Gus Dur adalah NU darah biru.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Banyak yang mengakui kecerdasannya. Gus Dur adalah orang yang berpikiran terbuka dan futuristik, jauh di depan zamannya.

Ternyata Gus Dur juga bukan ulama biasa. Dia seorang wali.

Biasanya Gus Dur adalah seorang wali dan mempunyai karomah yang merupakan keistimewaan bagi orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. Karomah seringkali sulit dijelaskan secara logis.

Seorang santri Ponpes Ploso, Kediri, membuktikan pesona Gus Dur. Melansir laman NU, berikut kisahnya.

Santri Kehabisan Ongkos di Jakarta

Dalam sebuah forum Gusdurian, seorang santri asal pesantren Ploso Kediri mengaku kepada Allisa Wahid, putri Gus Dur, bahwa ia pernah menguji kewalian Gus Dur.

Santri yang memiliki sikap kritis ini mengisahkan, suatu hari ia datang ke Jakarta untuk suatu keperluan. Hajatnya di Jakarta pun berjalan baik, sayangnya ada masalah baru, yaitu kehabisan uang saku untuk kembali ke Kediri.

Ia pun berfikir untuk menemui KH Said Aqil Siroj di Ciganjur Jakarta Selatan untuk menyampaikan persoalannya ini, tetapi sesampai di sana ternyata Kang Said sedang pergi. “Wah bisa gawat ini kalau sampai ngak bisa pulang,“ pikirannya dalam hati.

Ia pun terdiam, berusaha mencari solusi lain bagaimana agar bisa pulang ke Pesantren. Tiba-tiba terbersit pikirannya, “Mengapa ngak bersilaturrahmi ke Gus Dur di rumah sebelah. Katanya orang-orang, beliau kan wali, coba saja ah, diuji sekalian, benar apa ngak dia seorang wali, mumpung lagi dekat”

Kereta Bisnis

Ia pun segera memutar langkahnya menuju rumah Gus Dur yang jaraknya hanya sepelemparan batu saja dari rumah Kang Said. Beruntung, Gus Dur sedang di rumah dan ia segera antri untuk bisa bertemu Gus Dur yang hari itu sedang banyak tamu.

Ketika sudah tiba gilirannya, ia pun masuk, mencium tangan Gus Dur sebagaimana etika seorang santri kepada kiainya. Menyampaikan bahwa ia santri dari Ploso Kediri, ingin bersilaturrahmi sebelum pulang, tapi ia tak menyampaikan sedang tak punya ongkos.

Gus Dur rupanya tahu persoalan yang sedang dialaminya, begitu pamit, ia diberi ongkos yang cukup untuk membeli tiket kereta api kelas bisnis. Ia pun senang sekali, karena ketika berangkat hanya naik kereta kelas ekonomi.

Barulah ia percaya kalau Gus Dur itu seorang wali. Tentu hal ini diluar dugaannya.

Semula, dia menduga paling pol hanya akan mendapat ongkos pulang pas-pasan saja. Namun, ternyata yang didapatnya justru melebihi ekspektasi. (Sumber: nu.or.id)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *