Oase Deklarasi Anies-Cak Imin

Deklarasi Anies-Cak Imin
Deklarasi Anies-Cak Imin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karier politik Anies berlanjut menjadi gubernur DKI Jakarta.

Sedangkan Cak Imin, merupakan kelahiran 24 September 1966 di Jombang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Intinya, Cak Imin seorang organisatoris ulung yang rekam jejaknya panjang. Mulai dari di Jogja Ketua PMII, KNPI, LKIS, DPR, Wakil Ketua DPR, Menteri, Wakil Ketua MPR hingga Ketua Umum PKB.

Anies Bawesdan dalam dinamika perpolitikan diibaratkan “ikon’ kebencian publik”.

Kiprah Anies sebagai Gubernur DKI tak luput dari serangan dan penjegalan dari elite politik DKI.

Bahkan, lingkaran kekuasan politik pusat juga senantiasa membidik Anies, baik karena kebijakan maupun manuver politiknya.

Di sisi lain, ia menjadi tokoh yang dianggap akan “mengganggu” kepentingan para oligarki sehingga ada keinginan dan upaya untuk menyingkirkan Anies dari kancah kompetisi RI-1 pada Pilpres 2024.

Tak heran jika Surya Paloh mampu menerawang kelebihan-kelebihan Anies sehingga layak untuk dilindungi, diunggulkan, dan dilestarikan buat kepentingan negara.

Kerja keras Anies senantiasa membuahkan hasil baik dan torehan prestasi.

Dalam kamus politik bahwa popularitas atau demokrasi yang populis membutuhkan efektivitas kerja.

Hasil penelitian Michael Keren (1983) dan Moshe Bzuonowski (1986) juga mengatakan bahwa bekal utama para politisi untuk ”menguasai” publik adalah popularitas dan intelektualitas.

Namun jika pemimpin ingin “tahan lama”, maka intelektualitaslah yang harus dikedepankan, bukan hanya popularitas belaka.

Demikian pula Jean Laponce (1983) juga mengatakan, pemimpin yang populer berkat ide-idenya yang cemerlang dan cerdas, akan lebih tahan lama jika dibandingkan dengan mereka yang hanya pandai beretorika belaka.

Sangat menarik bila kita menyimak perkataan Lucian W.Pye (1985) bahwa banyak pejabat yang tidak sadar bahwa dirinya itu hanyalah pelayan.

Ia menyebut istilah ”personalisasi politik”. Kantor atau organisasi dikiranya milik pribadi dan dapat digunakan semaunya.

Demikian pula dalam Aspects of Political Development, Pye juga mengatakan bahwa penggunaan bahasa-bahasa politik, janji, slogan, pernyataan, dst, jarang menandakan adanya kemajuan berpikir, malahan yang sering timbul adalah permasalahan akibat mereka tidak memahami apa yang dirasakan rakyatnya.

Dalam bahasa Nietzche, orang model seperti ini hanya berada dalam tataran menziarahi kekuasaan (will to power) dan bukan menziarahi kebenaran (will to truth).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *