Gus Baha Menjelaskan Perihal Silaturahmi dan Silaturahim, Manakah yang Benar?

Perihal Silaturahmi dan Silaturahim
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id GUS Baha mengatakan silaturahmi sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, untuk tujuan yang sama, ada yang menyebutnya silaturahim.

Lalu pertanyaannya bagaimana cara mengucapkan silaturahmi atau silaturahim yang benar? Gus Baha pun memberikan penjelasan gamblang. Hal itu dipaparkan pemilik bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu dalam sebuah video saat melakukan kajian bersama para tenaga keraja Indonesia (TKI) di Korea Selatan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Gus Baha menjelaskan, silaturahmi dalam bahasa Arab dan Jawa diucapkan berbeda, namun maknanya sama.

“Kalau bahasa Arab itu bisa berbeda dengan bahasa Jawa. Tapi kalau tasrifan tetap sama. Silaturahim itu dari isim fail, (artinya) menyambung kepada orang yang kamu sambungkan. Pokoknya bahasa itu benar semua,” papar Gus Baha.

Menurut dia, itu adalah suatu hal yang ringan karena silaturahmi dan silaturahim secara bahasa sama. Gus Baha mengatakan yang terpenting makna sebenarnya, yaitu menyambung unsur pada rahim.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam membagi silaturahmi pada tiga bagian yang berhak. Masing-masing adalah hak saudara, hak tetangga, hak orang yang seagama atau seiman.

“Makannya, kata Nabi, silaturahmi itu ada tiga. Ada orang yang punya tiga hak, yaitu dia keluarga kamu, dia tetanggamu, dia seagama denganmu,” jelas Gus Baha.

Dilansir nu.or.id, silaturahmi secara syariat merupakan amalan utama karena dapat menyambungkan semua yang telah terputus. Kemudian terdapat juga keutamannya, yaitu memperpanjang umur dan memperluas rezeki.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

“Bukanlah bersilaturahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahim adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari)

Hadits di atas menjelaskan silaturahmi/silaturahim dapat menyambung apa-apa yang telah terputus. Khususnya dalam hubungan antar manusia (hablum minannas), karena manusia tidak akan terlepas dari dosa dan kesalahan lainnya.

Wallahu a’lam bisshawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *