Bagaimana Tongkat Nabi Musa Bisa Membelah Laut Merah? Inilah Penjelasan Ilmiahnya

Membelah Laut Merah
Laut Merah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Secara geografis, Laut Merah sebenarnya merupakan perairan pasang surut yang terhubung langsung dengan Laut Arab di selatan. Negara-negara yang wilayah perairannya di lepas Laut Merah antara lain Arab Saudi, Mesir, Sudan, Eritrea, dan Etiopia yang biasa disebut dengan negara Maghribi. Sedangkan di sisi utara terdapat saluran bernama Terusan Suez yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania.

Perbatasan laut antara benua Asia dan Afrika terbentang hingga 300 kilometer. Sedangkan panjang pantai Laut Merah mencapai sekitar 1.900 kilometer. Air laut terdalam mencapai 2.500 meter.

Penjelasan ilmiahnya, warna merah laut jika dilihat dari atas disebabkan banyaknya plankton seperti alga rambut merah. Namun nama Laut Merah juga konon berasal dari pegunungan merah yang mengelilingi Laut Merah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sejak pengumpulan data hingga saat ini, suhu permukaan Laut Merah tetap antara 21 dan 25°C. Daerah ini juga sering dilanda angin kencang dan arus lokal yang kacau.

Fakta ilmiah tentang frekuensi angin kencang dan arus laut setempat seolah menjelaskan mengapa Laut Merah terbuka saat Nabi Musa hendak menyeberanginya.

Kisah terbelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa diperkirakan terjadi sekitar 3.500 tahun yang lalu. surat Al-Baqarah ayat 50 disebutkan:

 وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.”Sejarah ini diperkuat dengan ditemukannya bangkai kereta kuda dan tulang-belulang manusia di Laut Merah yang diduga merupakan pasukan dan pengawal Fir’aun.Berdasarkan penelitian ilmiah, lokasi penyeberangan Nabi Musa AS diperkirakan berada di wilayah Nuwaiba, Semenanjung Sinai, Mesir. Kedalaman maksimum perairan di kawasan ini sekitar 800 meter ke arah Mesir dan 900 meter ke arah Arab.

Sedangkan, jarak Nuwaiba di sisi timur Laut Merah hingga Semenanjung Arab di sisi barat sekitar 1.800 meter. Lebar lintasan saat Nabi Musa menyeberangi Laut Merah diperkirakan mencapai 900 meter.

Berdasarkan data tersebut, bisa dibayangkan berapa besar energi yang dibutuhkan  untuk menyibakkan air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1.800 meter. Apalagi waktu tersibaknya Laut Merah cukup lama karena Bani Israil yang menyertai Nabi Musa AS menyeberangi Laut Merah mencapai 600 ribu orang.

Menurut perhitungan fisika, jika lama penyibakan sekitar 4 jam saja, itu diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 newton per meter persegi. Jika dikaitkan dengan kecepatan angin, akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi badai angin kencang.

Mengacu pada perhitungan yang dilakukan seorang pakar dari Rusia bernama Volzinger, diperlukan embusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik atau 108 km/jam sepanjang malam untuk menyibakkan air sedalam 800 meter.

Terkait dengan fenomena ini, peneliti Amerika Serikat mengakui bahwa fenomena Laut Merah terbelah ini memang sangat mungkin terjadi. Dari hasil simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air, diperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air kembali pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir.

Pusat Riset Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado AS menyebutkan, terbelahnya air (laut) dapat dipahami melalui teori mekanika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, yakni menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya. Dan, itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali.

Untuk itu, para peneliti tersebut juga mempelajari bagaimana badai topan di Samudra Pasifik dapat menggerakkan dan mempengaruhi air samudra yang dalam. Mereka menunjuk satu situs di selatan Laut Mediterania sebagai tempat penyeberangan dengan model tanah yang memungkinkan terjadinya air laut membelah.

Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang berembus selama 12 jam bisa mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter). Ini menjadi jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil) hingga tetap terbuka selama 4 jam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *