Hajinews.id — Dalam buku “Nashaihul Ibad” karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni, dijelaskan bahwa Umar bin Khattab Radiyallahu anhu mendapat 4 kenikmatan ketika terjadi musibah. Jika seseorang mengetahui dan memahami 4 kenikmatan dalam musibah , dia menjadi lebih kuat menghadapi cobaan dan kesengsaraan.
Kedua, musibah itu tidak seberat yang diterima oleh orang-orang zaman dulu sebelum Islam. Ketiga, musibah itu tidak menghalangi keridhaan Allah terhadap dirinya.
Keempat, dengan adanya musibah itu, Umar bin Khattab berharap mendapat balasan yang setimpal atau pahala dari Allah SWT. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.
Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menjelaskan, bukti seorang hamba beriman kepada Allah SWT adalah beriman kepada qadha dan qadar. Sebagaimana disampaikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu pasti sesuai dengan qodho dan qodar, bahkan kelemahan dan kecerdasan sekalipun.” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah seseorang beriman kepada Allah hingga ia beriman dengan qadar, baik atau buruknya” (HR Tirmidzi).
Fasyani menyebut, pengertian beriman dengan qadar adalah kamu meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah menakdirkan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk, dan meyakini sesungguhnya segala sesuatu yang terwujud adalah sesuai dengan qadha dan qadar Allah. Dialah yang Maha Menghendaki semuanya.
Sayyid Abdullah al-Murghini berkata, “Beriman dengan qodar adalah membenarkan bahwa segala sesuatu yang telah wujud dan yang akan wujud adalah sesuai dengan takdir Allah yang berkata kepada segala sesuatu, ‘Jadilah!’ Maka sesuatu itu jadi, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya, manis atau pahit.”