Tangisan Warga Rempang Batam yang Digusur: Dimana Kami tidur?

Tangisan Warga Rempang Batam
Tangisan Warga Rempang Batam
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Warga Rempang kini resah. Beberapa warga bahkan tak kuasa berhenti menangis. Warga mengeluhkan nasib mereka yang belum jelas karena kini mereka semakin dekat dengan penggusuran.

Misalnya, Husnia, perempuan berusia 49 tahun asal Rempang, menanyakan di mana letak sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, sebagai rakyat kecil, ia merasa tertindas dengan rencana pengembangan Rempang menjadi Rempang Eco-City.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebab, rumah yang dijanjikan sebagai ganti rugi belum juga muncul. Brosur yang dibagikan Badan Usaha (BP) Batam terdapat sebuah gambar kecil di pojok kiri.

Kericuhan memanas buntut sengketa lahan di Pulau Rempang dan Galang, Batam

“Kami butuh bukti nyata, kalau rumah sudah terbukti ada kami siap pindah. Kalau rumah belum ada kami mau tidur di mana. Barang kami taro di mana? makan sehari-hari dari mana?” Kata dia bertanya pada pemimpin daerah ini.

Menurutnya, jika Kepala BP Batam, Muhammad Rudi bijak, dia sudah bangunkan warga rumah terlebih dahulu, baru merencanakan penggusuran. “Sebelum Rudi membuatkan rumah, kami tak mau keluar,” kata dia

Husnia jaga  mengatakan, apa yang kini warga lakukan bukan untuk menghalangi, tapi sebagai bentuk menuntut kejelasan atas hak mereka yang masih belum menemui titik terang.

“Buatkan dulu rumah, ini aja belum ada kejelasan.Ingat, Pak, azab Allah itu lebih kejam, sekecil apa pun kejahatan azab Allah itu pedih,” kata dia dengan penuh tangis. “Tolonglah bapak TNI Polri bantu kami, dulu katanya mau bantu kami, tapi sekarang takada. buktinya sekarang macam mana, tolonglah bantu kami.”

Warga lainnya, Herman (50 ) menyesalkan sikap tim terpadu  dan TNI Polri dalam kejadiaam bentrokan   Kamis (07/09) lalu.

“Ini BP Batam  malalui tim terpadunya terlalu serius  mengahadapi warga, kok harua se keras itu. Anak anak yang sekolah banyak yang ketakutan ada yang pingsa kemarin,” ujar Herman.

Menurutnya, apa yang di lakukan Warga Rempang bukanlah perlwanan melainkan pertahanan.

“Kami kan hanya mempertahankan kamapung kami’  kalo mislanya kami orang pendatang , ya sudah balik lah pulang kampung ngapain nak ribut melawan”  Sesalnya.

Herman juga mengaku la dan  warga lainnya menunggu kejelasan dari rumah yang dijanjikan oleh BP Batam sebagai ganti rugi bagi warga.

“Kami mau rumah ini sudah terbukti rumah kami. Kami mau bawak barang ke rumah ini. Jangan surat (brosur) digenggam tangan kami saja. Buktikan dulu, kami mau masuk ke rumah kami ini baru kami mau keluar. Kami akan bertahan sampai rumah kami terbukti,”  ungkap Herman ( 09/09/

Herman  merasa mereka seakan tak dihargai, warga di luar saja yang terkena dampak penggusuran mendapat ganti rugi. Meski mendapat ganti rugi, namun itu belum jelas.

Rudi Janjikan Hunian Baru dan Uang Tunggu

Dalam rilis resmi BP Batam yang dikeluarkan Rabu (06/09), Kepala BP Batam, Muhammad Rudi berkomitmen untuk menyelesaikan hunian baru untuk masyarakat Rempang Galang yang terdampak relokasi dalam pengembangan Rempang Eco City.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *