Mahfud: Warga Rempang Diberi Kompensasi Tanah dan Rumah, Dandhy Laksono: Orang yang Isi Kepalanya Uang, Nalarnya Berhenti di Kompensasi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jurnalis senior Dhandy Laksono, angkat suara soal pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD tentang kompensasi warga Rempang Tanah.

Seperti diketahui sebelumnya, Mahfud MD menyebut, warga Rempang Tanah mendapatkan kompensasi tanah 500 meter persegi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Orang kalau isi kepalanya hanya uang, nalarnya akan berhenti di perkara kompensasi,” singgung Dhandy dalam cuitan Twitternya (12/9/2023).

Menurut Dhandy, jika sudah demikian, maka aspek lainnya akan hilang di kepala. Seperti kehidupan sosial, kemudahan mencari nafkah, dan seterusnya.

“Aspek lain seperti kehidupan sosial, kemudahan mencari nafkah, lingkungan tempat tinggal, harga diri, aspirasi, cita-cita, mimpi, bahkan kenangan, tak permah ada di kepalanya,” tandasnya.

Sebelumnya, Mahfud MD mengungkapkan ada kesepakatan antara pemerintah daerah, pengembang dan warga terdampak proyek pengembangan Rempang Eco-City pada tanggal 6 September 2023 lalu.

Mahfud mengatakan, kompensasi yang diberikan bagi warga terdampak di antaranya setiap kepala keluarga diberi tanah 500 meter persegi.

Selain itu, kata Mahfud, warga akan mendapatkan kompensasi berupa uang tunggu sebelum relokasi sebesar Rp1.034.000.

Bahkan juga warga diberi uang sewa rumah untuk menunggu pembangunan masing-masing Rp1 juta.

Diceritakan Mahfud, para warga terdampak akan direlokasi ke daerah terdekat di dekat pesisir pantai.

Mahfud menuturkan, kesepakatan antara pemerintah daerah, pengembang dan warga sebelumnya dihadiri oleh 80 persen warga yang terdampak di proyek Rempang.

Mahfud pun berharap, aparat penegak hukum dan aparat keamanan berhati-hati menangani masalah tersebut.

Dia mengimbau aparat memberitahu warga sudah ada kesepakatan terkait kompensasi tersebut.

Seperti diketahui, beberapa anak-anak menjadi korban gas air mata saat kericuhan pemblokadean jalan menuju ke Pulau Rempang, Kamis (7/9/2023) kemarin.

Kericuhan tersebut terjadi saat Personil gabungan polisi, TNI dan BP Batam turun ke wilayah tersebut dan dihadang masyarakat.

BP Batam kabarnya akan melakukan pematokan dan pengukuran tanah di Pulau Rempang untuk membangun investasi skala besar dan merelokasi warga.

Namun, suasana menjadi ricuh, dan aparat melepaskan gas air mata.

Dilihat pada video yang beredar, sejumlah siswa diselamatkan dan dibawa ke rumah Sakit karena terkena gas air mata dalam peristiwa tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, sedikitnya ada dua sekolah yang terdampak dari gas air mata, SD negeri 24 dan SMP negeri 22.

Gas air mata tersebut terbawa angin hingga menuju ke sekolah.

Akibatnya, beberapa siswa terpaksa dilarikan, karena mengalami sesak napas.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *