Oleh: Ustadz Khalid Basalamah
Kita diperintahkan agar selalu berbuat baik kepada siapa pun, termasuk berbuat baik kepada orang kafir, tentu kita berharap agar perilaku baik kita kepada mereka dapat menjadi sebab datangnya hidayah untuk mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
_Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil_ (Al-Mumtahanah [60]: 8)
Selain anjuran berbuat baik kepada orang kafir, kita juga harus ingat bahwa segala bentuk kezaliman yang kita lakukan akan berdampak buruk bagi kita, apalagi kezaliman yang kita lakukan berkaitan dengan hak manusia. Hal ini seharusnya menjadi motivasi bagi kita agar tidak semena-mena dengan orang lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
_Barang siapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia segera minta dihalalkan. Sebab dinar dan dirham (di hari kiamat kelak) tidak akan memberinya manfaat. Kezaliman seseorang akan dibalas dengan cara kebaikannya diberikan kepada saudaranya (yang terzalimi), sehingga bilamana ia tidak memiliki kebaikan lagi, keburukan saudaranya (yang terzalimi) akan diambil dan dipikulkan kepadanya_ (HR. Bukhari no. 6534)
Allahu Ta’ala a’lam bisshowaab
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya” [HR. Muslim].