Kebanyakan manusia sering lupa terhadap doa dan kebanyakannya terlalu berharap dengan sebab-akibat dunia. Misalnya:
-Ketika ingin masuk perguruan tinggi favorit, maka ia belajar mati-matian, akan tetapi ia lupa atau sangat jarang berdoa dengan doa ringan, memelas mengetuk pintu langit
“Yaa Allah, semoga saya lulus”
-ketika ingin melakukan proyek, maka ia bekerja keras, koordinasi sana-sini, memantau dengan mantap proyek, akan tetapi bisa jadi sangat jarang beroda sebentar saja
“Yaa Ar-Rahman, permudah urusan dan sukseskan proyek ini”
Ya, manusia kebanyakan lupa meminta kepada Allah dari segala upayanya, lebih banyak berharap kepada sebab-akibat yang ia lakukan.
memang tawakkal ada dua komponen
1. Melakukan sebab,
misalnya belajar supaya lulus ujian, mengunci motor supaya tidak hilang (jangan bilang “saya tawakkal kepada Allah, Allah yang jaga motor saya, ga perlu dikunci)
2. Sangat berharap kepada Allah kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah, jika sesuai keinginannya ia bersyukur jika tidak ia juga bersyukur karena pilihan Allah yang terbaik bagi hamba-Nya dan pasti ada hikmahnya
Maka berbahagialah orang yang bertawakkal kepada Allah
Nah, kebanyakan manusia hanya menempuh komponen pertama saja, yang kedua sering dilalaikan yaitu doa dan tawakkal
Sudah selayaknya kita menggantungkan diri dan berdoa memohon kepada Allah, setiap saat dan bahkan pada hal yang terkesan sepele kita juga menggantungkan dan memohon kepada Allah
Jika yakin dunia Fana maka ia tidak akan mati-matian berusaha mencari dunia
Cinta berlandas dunia saja, itu semu
Hanya segala sesuatu yang karena Allah yang abadi
Penyusun: Raehanul Bahraen