Disway: Mega Jibao

Mega Jibao
-
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.id – Namanya saja KCIC. Pramugarinya pun pakai batik yang dibentuk model gadis Shanghai: model jibao.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kita upayakan ada paduan budaya Indonesia-Tiongkok,” ujar Allan Tandiono, project management and business development director PT Kereta Cepat Indonesia-China.

Corak batiknya megamendung khas Jawa Barat, Cirebon. Pun pembalut tempat duduknya: batik megamendung. Semua itu atas saran Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga seorang arsitek.

Saya diajak naik kereta cepat Ya-wan (Jakarta-Bandung) itu kemarin. Bersama Menteri Perhubungan Budi Karya.

Kami, 300 orang, berangkat pukul 09.00. Dari Stasiun Halim di Jakarta Timur ke Stasiun Padalarang di Bandung Barat. Benar-benar hanya 30 menit.

Satu jam sebelumnya Presiden Jokowi juga ke Bandung. Dengan kereta cepat. Turun di stasiun Tegalluar di Bandung Timur. Stasiun terakhir itu kini sudah bisa bisa dipakai. Sejak seminggu yang lalu.

“Akses dari jalan tol ke Stasiun Tegalluar sudah jadi,” ujarnya.

Saya termasuk belakangan diajak mencoba kereta cepat. Sudah ribuan orang yang mencoba lebih dulu. Gelombang pertama adalah justru orang-orang kampung. Yakni mereka yang kampungnya dilewati rel.

“Uji coba pertama, kedua, dan ketiga khusus untuk mereka,” ujar Allan.

Yang bersama saya kemarin banyak sekali artis terkenal. Ada Roy Marten, Ita Mustafa, Piu.

Ada Cagub Banten Airin.

Ada wartawan seperti Ilham Bintang.

Banyak juga pengurus Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), UI (Iluni), Undip (IKA-Undip), dan ITS (IKA-ITS).

Total 300 orang. Itu berarti separo dari kapasitas. Rangkaian 8 gerbong ini berisi 601 kursi. Termasuk VIP dan kelas  bisnis.

Gerbong yang untuk kelas ekonomi tempat duduknya jejer lima (dua di kanan, tiga di kiri. Yang kelas 1 hanya dua kursi –mirip first class-nya pesawat terbang.

Dahlan Iskan saat uji coba operasional dengan penumpang tidak berbayar Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)

Saya sempat ngobrol dengan salah satu masinis dari Tiongkok. Kebetulan asal Tianjin. Rumahnya tidak jauh dari rumah sakit tempat saya operasi ganti hati 17 tahun lalu.

“Begitu orang Indonesia bisa menjalankan kereta ini kami serahkan ke mereka,” katanya.

Secara formal tenaga kerja Tiongkok itu akan dua tahun di Indonesia. Tapi bisa lebih pendek kalau yang sedang dilatih ini lebih cepat mampu.

“Kelihatannya mereka bisa belajar lebih cepat,” katanya.

Waktu berangkat ke Bandung saya naik di gerbong kelas 1. Bersama menhub yang pernah terkena Covid-19 sangat parah. Kini ia sehat sekali. Tidak ada tanda-tanda pernah masuk ICU 20 hari.

Kembali ke Jakarta saya duduk di kelas ekonomi. Yang kelak harga tiketnya Rp 300.000. Itu sudah termasuk tiket untuk kereta ke bandara, kereta LRT, maupun KRL.

Ada yang bertanya ke saya, apa perbedaan dengan kereta cepat  yang di Tiongkok.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *