Kisah Abu Nawas: Diangkat Menjadi Hakim, Tiba-Tiba Gila

Abu Nawas Diangkat Menjadi Hakim
Abu Nawas Menjadi Gila
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Suatu hari, ABU Nawas mengetahui bahwa ayahnya, seorang hakim istana (qadi), sedang sakit parah. Dia dipanggil oleh ayahnya. Abu Nawas segera tiba dan mendapati ayahnya sangat lemah.

“Hai anakku, aku sudah hampir meninggal dunia. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku,” perintah ayah Abu Nawas, seperti disitat dari nu.or.id, Rabu (20/9/2023).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Abu Nawas segera menuruti permintaan ayahnya. Dia mencium telinga kanan ayahnya, ternyata beraroma harum. Sedangkan telinga sebelah kiri berbau sangat busuk.

“Bagaimana anakku? Sudah kau cium?” tanya ayahnya.

“Sudah, ayah,” jawab Abu Nawas.

“Ceritakan dengan sejujurnya aroma kedua telingaku ini,” ucap ayah Abu Nawas.

“Aduh, yah. Sungguh mengherankan. Telinga ayah yang sebelah kanan harum sekali, tapi yang sebelah kiri kok baunya amat busuk?” ungkap Abu Nawas.

“Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begitu?” tutur sang ayah.

“Wahai ayahku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini,” pinta Abu Nawas.

“Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak suka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah risiko menjadi qadi (penghulu),” jelas ayahanda Abu Nawas.

“Jika kelak kau suka menjadi qadi, maka kau akan mengalami hal yang sama. Namun jika kau tidak suka menjadi qadi, maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai qadi oleh Raja Harun Al Rasyid. Tapi tak bisa tidak Raja Harun Al Rasyid pastilah tetap memilihmu sebagai qadi,” lanjutnya.

Itulah sebabnya Abu Nawas pura-pura menjadi gila. Hanya untuk menghindarkan diri agar tidak diangkat menjadi hakim. Seorang qadi atau penghulu pada masa itu kedudukannya seperti hakim yang memutus suatu perkara.

Walaupun tidak menjadi qadi, Abu Nawas sering diajak konsultasi oleh Raja untuk memutus suatu perkara. Bahkan, dia kerap kali dipaksa datang ke istana untuk sekadar menjawab pertanyaan Baginda Raja yang aneh-aneh dan tidak masuk akal.

Allahu a’lam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *