Orde Perubahan, Menyambut Indonesia Berkah

Menyambut Indonesia Berkah
Abdullah Hehamahua
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Abdullah Hehamahua

Hajinews.co.id – Syarikat Dagang Islam (SDI) adalah organisasi pergerakan pertama di Indonesia. Aspek yang dipilih sebagai ajang perlawanan terhadap penjajah adalah kemandirian ekonomi. Organisasi yang digagas Samanhudi (1905) ini mengembangkan jenis ekonomi sendiri, perdagangan bahan pakaian, khususnya batik. Sebab, SDI sadar, pakaian adalah syarat bagi setiap muslim/muslimah menegakkan shalat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Presiden 2024, sesuai sila pertama dan kelima Pancasila, harus menerbitkan Perppu atau Inpres tentang industri sandang. Sebab, semua program dan kegiatan masyarakat, sekalipun pangannya terpenuhi, tidak bisa berjalan tanpa ketersediaan sandang.

SDI, Batik, dan Perjuangan Kemerdekaan

Sarekat Dagang Islam (SDI) adalah ormas pergerakan nasional pertama di Indonesia. Bukan Budi Utomo. Sebab, metode pergerakan SDI, menggalang kerja sama di antara pedagang Islam demi memajukan kesejahteraan mereka.

Target berikut yang ditetapkan Samanhudi sebagai Pendiri SDI (1905), runtuhnya dominasi pedagang-pedagang etnis China di sektor perekonomian Indonesia. Target akhirnya, penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia. Olehnya, ada lima tujuan SI, yakni: (a) Mengembangkan jiwa dagang dan kesejahteraan masyarakat pribumi; (b)  Mengembangkan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat pribumi; (c) Memperbaiki citra Islam di kalangan masyarakat luas; (d) Membantu kesulitan yang dialami anggota dalam sektor ekonomi; (e) Mengembangkan eksistensi agama Islam di Indonesia.

SDI menyadari, melawan penjajah Belanda, harus dimulai dulu dengan menghancurkan dominasi etnis China. Sebab, golongan ini selalu berkolaborasi dengan penjajah guna menguasai perekonomian penduduk pribumi.

Olehnya, keanggotaan SDI berasal dari seluruh suku yang ada di Indonesia. Bahasa pengantar pun bahasa Melayu yang kemudian menjadi bahasa nasional Indonesia. Berbeda dengan Budi Utomo yang hanya beranggotakan kelompok elit suku Jawa. Mereka pun berkomunikasi dalam bahasa Jawa. Bahkan, mereka biasa berkolaborasi dengan pengusaha nonpribumi, China.

SDI mengembangkan batik sebagai salah satu ciri perlawanan terhadap dominasi etnis China. Sebab, Samanhudi, seorang pedagang batik terkenal di Solo. Dalam kontek perlawanan terhadap penjajah, HOS Tjokroaminoto, 1912, mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI). Maksudnya, anggota organisasi ini, tidak hanya kaum pedagang, tapi juga semua umat Islam di Indonesia dalam melawan penjajah.

Swasembada Sandang

Pakaian, bukan hanya soal adat, kesopanan, atau agama. Ia juga menyangkut stamina, daya tahan, dan kesehatan seseorang. Sebab, manusia akan berhadapan dengan terik matahari, dinginnya cuaca, serta hembusan angin dan kotoran. Olehnya, setelah pangan sebagai hajat pertama manusia, maka pakaian merupakan kebutuhan kedua setiap manusia.

Presiden 2024 harus punya program strategis dalam memenuhi hajat warganegara berupa ketersediaan sandang yang cukup, murah, dan berkualitas.    Artikel sebelumnya membahas pilar pertama hajad hidup manusia berupa swasembada pangan. Artikel seri ini menawarkan pilar kedua, swasembada sandang.

Olehnya, Presiden 2024 harus menerbitkan Perppu, setidaknya Inpres tentang swasembada sandang, penyediaan bahan pakaian bagi warganegara. Bahan pakaian tersebut diproduksi secara masal melalui suatu Inpres Perkebunan Rami. Inpres tersebut menetapkan swasembada pangan melalui tiga program strategis: (1) Perkebunan Rami; (2) Industri Sandang; dan (3) Koperasi Sandang.

  1. Perkebunan Rami

Tanaman rami ini nama ilmiahnya, “Boemeria nivea.” Ia merupakan tanaman berbentuk rumpun dan mudah tumbuh di daerah tropis. Ia relatif aman dari serangan hama. Tinggi tanaman rami sekita dua meter.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *