Masyarakat Rempang Terbuka untuk Investasi Dengan Syarat Tidak Direlokasi

Masyarakat Rempang Terbuka untuk Investasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Aris Sudarwanto, aktivis Aliansi Pemuda Melayu dan aktivis Forum Tanah Air

Hajinews.co.id – Melalui rapat kabinet terbatas, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengubah cara pendekatan terhadap masyarakat atau warga Rempang, karena diakui bahwa selama ini pendekatannya kurang elegan. Presiden Jokowi meminta agar pendekatan yang dilakukan lebih soft untuk memindahkan warga di Pulau Rempang. Selain itu, deadline tanggal 28 September harus clean and clear juga tidak ada lagi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam perbincangan antara aktivis Aliansi Pemuda Melayu dan aktivis Forum Tanah Air, Aris Sudarwanto, dengan Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, di kanal You Tube Hersubeno Point edisi Selasa (26/9/23), Aris mengatakan bahwa terkait dengan keputusan rapat terbatas antara Presiden Jokowi dengan menteri terkait, termasuk Menteri Investasi Bahlil, yang menyatakan bahwa deadline pengosongan Pulau Rempang pada tanggal 28 September ini dibatalkan, masyarakat Rempang, terutama masyarakat Kampung Melayu, Masyarakat Adat, dan Masyarakat Kampung Tua, menyambut gembira.

Namun, lanjutnya, masyarakat masih gundah gulana karena di balik keputusan tanggal 28 tidak jadi ada pengosongan, pemerintah masih bersikukuh untuk memindahkan beberapa kampung ini ke tempat lain. Keputusan yang terbaru adalah menggeser sisi pantai timur ke sisi selatan Pulau Rempang.

“Yang diinginkan oleh masyarakat, walaupun sekarang kondisinya sudah cukup kondusif, tapi yang diinginkan oleh masyarakat Rempang adalah mereka tidak direlokasi, atau tetap diizinkan dan tetap disetujui untuk tinggal di tanah kelahiran mereka,” ujar Aris.

Menjawab pertanyaan apakah ada perbedaan yang signifikan antara sisi pantai timur dengan sisi Pantai selatan , Aris mengakan, kalau dilihat investasi dari China, terutama yang digembar-gemborkan oleh PT MEG dan Xinyi Group untuk produksi kaca dan panel surya ini, maka keinginan mereka dari awal adalah menguasai seluruh Rempang dan mengosongkan semuanya. Namun, kemudian ada gejolak hingga akhirnya mengecil menjadi 2000 hektar.

“Yang ingin saya garis bawahi di sini adalah mereka dalam berinvestasi di pulau Rempang ini, tentu ingin mengamankan segala produktivitas, marketing, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, yang dipikirkan oleh mereka adalah akan membangun pelabuhan baru, yang mana apabila pelabuhan ini dibangun di sisi timur Pulau Rempang maka sangat memudahkan bagi PT Xinyi untuk loading dan unloading barang yang akan diproduksi. Karena pantai yang menghadap sisi timur, apabila mereka keluar berlayar, akan terus menghala ke China, Korea, Taiwan, dan Hongkong. Namun, apabila mereka tidak mendapatkan lokasi di sisi pantai timur atau sisi yang pantai barat, misalnya, mereka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berputar ke selatan atau berputar ke utara melewati Selat Singapura, yang tentu akan menambah cost dan biaya. Ini yang perlu digarisbawahi,” ujar Aris.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *