Resonansi Kaesang Langung ke Epicentrum PDIP, Sebuah Anomali Politik

Resonansi Kaesang Langung ke Epicentrum PDIP
Kaesang
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: MS.Tjik.NG

Hajinews.co.id – Terpilihnya Kaesang Pangarep putra Presiden Joko Widido, 25 /09/23 sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi menggantikan Giring Ganesha Djumaryo, mantan penyanyi ini, sebagai berita sexy di penghujung tahun 23 yang menyeruak ditengah hiruk pikuk jelang Pilres 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Grace Natalie sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina dengan semangat suka citanya telah mengumumkan atas terpilihnya KP , Anak Muda yang berusia 28 tahun sebagai pucuk pimpinan PSI.

Mengapa begitu bersemangat PSI mengendorse KP sebagai Ketum PSI, berharap untuk merebut Jokowi Efek. Menurut Survey LSI Denny JA dari bulan Mei sampai September 2023 PSI dukungannya tak pernah lebih dari dua persen saja.

Sementara untuk dapat lolos di Parlemen (DPR, Parlementary Threshold), PSI butuh dukungan minimal 4% . Masih ada selisih 2% bagi PSI untuk lolos , punya anggota di DPR.

Publik pun tahu jika KP belum pernah menduduki jabatan publik dan juga belum berpengalaman di bidang politik, jam terbangnya baru 3 hari menjadi anggota PSI terhitung KTA yang ia terima, gerak cepat secepat kilat, ini bisa terjadi karena memang faktor Jokowi Effect sudahlah pasti, Karena PSI berharap bisa dapat luberan simpati dan elektabilitas, buah dari populeritas KP sebagai Ketum PSI yg diinjeksi Jokowi Effect.

PDIP yang membesarkan dan mengusung Jokowi hingga menjadi orang nomor 1 di Republik ini karena Faktor PDIP hingga Jokowi disebut sebagai Petugas Partai .

Resonansi KP itu langsung menyentuh ke jantung pusat kekuasaan PDIP. Saat dimana PDIP sedang sibuk berjibaku keras menyeleksi Bacawapres untuk pendamping Capres Ganjar Pranowo. Terusik dengan Kaesang sebagai anak biologis Jokowi, gabung dan sekaligus sebagai Ketua Umum PSI, terkesan Jokowi hendak memberi signal bahwa sekarang saatnya untuk tidak selamanya menjadi petugas partai, melalui anaknya, KP ini mutlak sebagai “Pemilik” PSI bukan sebagai Petugas Partai.

Dalam Aturan main PDIP kenggotaan Partai itu totalitas artinya, ketika seorang Ayah menjadi anggota Partai ( PDIP) maka otomatis anak dan isteri ikut dalam perahu yang sama tidak boleh melompat ke perahu lain.

Dalam konteks ini apakah PDIP berani mencopot Pak Jokowi sebagai Petugas Partai ?.

Resonansi itu semakin kencang terasa, karena musim Pilpres di depan mata, ini dapat ditafsir melalui hubungan mesra PSI ke Partai Gerindra, sekilas arah anak panah dapat dibaca, hendak kemana sasaran signal Jokowi ke Capres 2024.

Tidak aneh dengan atmosphere perpolitkan di tanah air yang sangat rajin bermanuver, yang sejatinya menuju pusaran kekuasaan belaka, minus untuk merealisasikan visi, misi dan Platform Partai yang indah dan ideal . Cuma Enak dibaca dan di didengar , namun tidak untuk di implementasi kan. Idealnya secara total dicurahkan untuk kepentingan bangsa, negara sekaligus kepentingan mayarakat. Bukan hanya karena sosok anak seorang Presiden.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *