Kenang G30S, Kenapa Soeharto Tidak Diculik?

Kenapa Soeharto Tidak Diculik?
Soeharto
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) menjadi kisah pilu bagi masyarakat Indonesia. Insiden tersebut masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, terutama siapa penyebabnya.

Beberapa orang percaya bahwa Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia, mungkin berperan dalam insiden tersebut. Faktanya, dialah orang di balik kejadian keji ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pasalnya, kecurigaan tersebut muncul karena Soeharto merupakan salah satu jenderal Tentara Nasional Indonesia yang saat itu tidak diculik dan dibunuh oleh PKI. Ada spekulasi luas bahwa Soeharto terlibat dalam insiden tersebut.

Lantas Mengapa Soeharto Tidak Diculik?

Mengutip buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto milik John Roosa. Salah satu pelaku yaitu Kolonel Abdul Latief memberikan kesaksian dalam sidangnya.

Ia bersaksi bahwa dirinya memberitahu Soeharto terkait rencana penculikan sejumlah jenderal tersebut. Latief juga pernah membahas mengenai isu adanya  ‘Dewan Jenderal’ di rumah Soeharto.

“Sehari sebelum kejadian itu saya melapor langsung  kepada Bapak Mayjen Soeharto, sewaktu beliau berada di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) sedang menunggui putranya yang ketumpahan sup panas. Dengan laporan saya ini, berarti saya mendapat bantuan moril, karena tidak ada reaksi dari beliau,” ujarnya.

Lanjut Abdul Latief menceritakan jika ia juga sudah membicarakan masalah Dewan Jenderal dengan Soeharto satu hari sebelumnya. Pembicaraan tersebut dilakukan di kediaman Soeharto di Jalan Haji Agus Salim.

Ia juga bersaksi bahwa pada pertemuan tersebut ia melaporkan adanya isu soal Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta. Menurutnya Soeharto telah mengetahui hal itu dari mantan anak buahnya bernama Subagiyo.

“Tanggapan beliau akan dilakukan penyelidikan,” ujar Latief.

Dianggap Loyalis Bung Karno

Kolonel Abdul Latief juga menyampaikan dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer terkait alasannya tidak menambahkan nama Soeharto dalam target penculikan. Hal tersebut dikarenakan Soeharto dianggap sebagai loyalis Bung Karno.

“karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran,” ujarnya.

Selain itu Latief juga turut melapor kepada Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat namun tidak mendapat tanggapan. Ia kemudian melapor ke Mayjen Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *