Kisah Abu Nawas: Menjual Raja dan Menjadi Budak Memang Lucu Bermakna Mendalam

Menjual Raja dan Menjadi Budak
Ilustrasi: Menjual Raja dan Menjadi Budak
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Terkadang, untuk menunjukkan sesuatu kepada raja, Abu Nawas tidak bisa hanya melaporkannya secara lisan. Raja pasti melihatnya dengan matanya sendiri.

Saat itu, Yang Mulia Raja Harun Al-Rashid merasa masih banyak rekan senegaranya yang hidup dalam penderitaan. Ada kebiasaan jual beli budak di keluarga kerajaan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun yang mengejutkan, Abu Nawas malah nekat bahkan dianggap mengkhianati raja. Karena menurut Abu Nawas, hanya rajalah yang paling layak untuk dijual.

Bukankah raja selalu mempermainkan dirinya sendiri dan membuat pikirannya sengsara? Jadi sekarang giliran dia yang menderita.

Cerita ini merupakan bagian dari kumpulan cerita pendek “Kisah Seribu Satu Malam”.

Abu Nawas menceritakan kepada Baginda Raja Harun Al-Rasyid.

“Ada sesuatu yang amat menarik yang akan hamba sampaikan hanya kepada paduka yang mulia” kata Abu Nawas

“Apa itu wahai Abu Nawas?” tanya Baginda langsung tertarik, ‘

“Sesuatu yang hamba yakin belum pernah terlintas di dalam benak paduka yang mulia,” kata Abu Nawas meyakinkan. ‘

“Kalau begitu cepatlah ajak aku ke sana untuk menyaksikannya,” kata Baginda Raja tanpa rasa curiga sedikitpun. “Tetapi Baginda ,” kata Abu Nawas sengaja tidak melanjutkan kalimatnya. “Tetapi apa?” tanya Baginda tidak sabar.

“Bila baginda tidak menyamar sebagai rakyat biasa maka pasti nanti orang-orang akan banyak yang ikut menyaksikan benda ajaib itu,” kata Abu Nawas.

Karena begitu besar keingintahuan Baginda Raja, maka beliau bersedia menyamar sebagai rakyat biasa seperti yang diusulkan Abu Nawas.

Kemudian Abu Nawas dan Baginda Raja Harun Al Rasyid berangkat menuju ke sebuah hutan.

Setibanya di hutan Abu Nawas mengajaknya. Raja mendekati sebuah pohon yang rindang dan memohon agar sang raja menunggu di situ. Sementara itu Abu Nawas menemui seorang Badui yang pekerjaannya menjual budak.

Abu Nawas mengajak pedagang budak itu untuk melihat calon budak yang akan dijual kepadanya dari jarak yang agak jauh. Abu Nawas beralasan bahwa sebenarnya calon budak itu adalah teman dekatnya dan  Abu Nawas tidak tega menjualnya di depan matanya.

Setelah pedagang budak itu memperhatikan dari kejauhan ia merasa cocok. Abu Nawas pun membuatkan surat kuasa yang menyatakan bahwa pedagang budak sekarang mempunyai hak penuh atas diri orang yang sedang duduk di bawah pohon rindang itu. Abu Nawas pergi begitu menerima beberapa keping uang emas dari pedagang budak itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *