Kisah Abu Nawas: Menjual Raja dan Menjadi Budak Memang Lucu Bermakna Mendalam

Menjual Raja dan Menjadi Budak
Ilustrasi: Menjual Raja dan Menjadi Budak
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Raja masih menunggu Abu Nawas di situ ketika pedagang budak menghampirinya. Ia belum tahu mengapa Abu Nawas belum juga menampakkan batang hidungnya. Baginda juga merasa heran mengapa ada orang lain di situ.

“Siapa engkau?” tanya raja kepada pedagang budak.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Aku adalah tuanmu sekarang,” kata pedagang budak kasar.

Tentu saja pedagang budak itu tidak mengenali Baginda Raja Harun AI Rasyid dalam pakaian yang amat sederhana.

“Apa maksud perkataanmu tadi?” tanya baginda raja dengan wajah merah padam. .

Abu Nawas telah menjual engkau kepadaku dan inilah surat kuasa yang baru dibuatnya,” kata pedagang budak dengan kasar.

Abu Nawas menjual diriku kepadamu?” kata baginda makin murka. “Ya!” bentak pedagang budak.

“Tahukah engkau siapa aku ini sebenarnya?” tanya baginda geram.

‘Tidak dan itu tidak perlu,” kata pedagang budak seenaknya.

Raja Merasakan Penderitaan Sebagai Rakyat Miskin

Lalu ia menyeret budak barunya ke belakang rumah. Sultan Harun Al Rasyid diberi parang dan diperintahkan untuk membelah kayu. Begitu banyak tumpukan kayu di belakang rumah Badui itu sehingga memandangnya saja Sultan Harun AI Rasyid sudah merasa ngeri, apalagi harus mengerjakannya.

“Ayo kerjakan!” bentak Badui itu. Sultan Harun Al Rasyid mencoba memegang kayu dan mencoba membelahnya, namun si Badui melihat cara Sultan Harun AI Rasyid memegang parang merasa aneh.

“Kau ini bagaimana, bagian parang yang tumpul kau arahkan ke kayu, sungguh bodoh sekali!” seru Badui itu marah.

Sultan Harun Al Rasyid mencoba membalik parang hingga bagian yang tajam terarah ke kayu. Ia mencoba membelah namun tetap saja pekerjaannya terasa aneh dan kaku bagi si Badui.

“Oh, beginikah derita orang-orang miskin mencari sesuap nasi, harus bekerja keras lebih dahulu. Wah lama-Iama aku tak tahan juga,” gumam Sultan Harun Al Rasyid.

Si Badui menatap Sultan Harun Al Rasyid dengan pandangan heran hingga ia pun menjadi marah karena merasa rugi membeli budak yang bodoh. “Hai Badui! Cukup hentikan semua ini, aku tak tahan,” kata sang Sultan.

“Kurang ajar, kau budakku harus patuh kepadaku!” kata Badui itu sembari memukul baginda. Tentu saja raja yang tak pernah disentuh orang, ia menjerit keras saat dipukul kayu.

“Hai badui! Aku adalah rajamu, Sultan Harun AI Rasyid,” kata Baginda sambil menunjukkan tanda kerajaannya. Pedagang budak itu kaget dan mulai mengenal baginda raja. Ia pun langsung menjatuhkan diri sembari menyembah padanya. Baginda raja mengampuni pedagang budak itu karena ia memang tidak tahu. Tetapi kepada Abu Nawas Baginda Raja amat murka dan gemas. Ingin rasanya beliau meremas-remas tubuh Abu Nawas seperti telur.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *