Indonesia Adalah (Untuk) Kaesang & Gibran???

Indonesia Adalah (Untuk) Kaesang & Gibran
Indonesia Adalah (Untuk) Kaesang & Gibran
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Erros Djarot 

Hajinews.co.id – Kita semua pasti masih ingat betul, bagaimana mayoritas rakyat Indonesia pada akhir Pilpres 2014 sangat bergembira bercampur bangga memiliki seorang presiden bernama Jokowi. Sekalipun untuk itu Indonesia harus mengorbankan rakyatnya terbelah menjadi dua. Di satu sisi dikelompokkan sebagai manusia dengan label Rakyat “Cebong”, dan di satu sisi lain rakyat dikemas dengan label “Kadal Gurun”. Suatu kondisi yang harus dibayar dengan harga sosial yang sangat mahal dan tak ternilai angkanya dalam hitungan rupiah maupun dolar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun saat itu Indonesia dengan mayoritas rakyatnya, tengah euforia atas kemenangan Jokowi. Tak peduli bahaya substansial yang mengancam nilai bangunan Nasionalisme Indonesia telah dihadirkan sebagai hasil desain politik dengan tujuan tertentu. Sikap ignoran ini terjadi karena saat itu Jokowi muncul sangat fenomenal sebagai pembawa harapan yang sangat didambakan.

Rakyat yang sebelumnya selama 10 tahun hidup dalam budaya formalis-aristokratik para penghuni istana ala SBY, jadi begitu terobati oleh datangnya seorang presiden yang berasal dari rakyat biasa, bukan anak siapa-siapa dan bukan pula keturunan keluarga penguasa maupun raja. Berpenampilan sederhana, murah senyum, gemar blusukan ke gorong-gorong kumuh hanya untuk menyapa rakyatnya. Maka dalam waktu relatif singkat, terciptalah Jokowi sebagai sebuah citra sang pemimpin berjiwa kerakyatan. Apalagi ketika Jokowi menghadirkan menu politik Trisakti, Nawacita, dan Revolusi Mental yang begitu membuat hati rakyat meleleh. Kian meleleh oleh etos hidupnya sebagai pemimpin yang hanya fokus pada kerja… kerja…kerja, kerja keras membangun Indonesia yang jauh lebih baik.

Rakyat pun bertambah antusias ketika Pak Jokowi sebagai presiden baru mendeklarasikan garis politik keluarga Jokowi yang anak-anaknya tidak akan berkarir di wilayah politik. Beliau lebih bangga melihat anak-anaknya menjadi pengusaha. Apalagi diawali sebagai pengusaha penjual martabak dan pisang goreng. Dengan pernyataan Jokowi ini rakyat pun secara otomatis membandingkan sikap kenegarawanan seorang Jokowi dengan sosok SBY maupun Megawati. Rakyat menjadi tergiring menyoroti tajam bagaimana SBY dan Mega malah sangat mendorong anak-anaknya aktif bermain di wilayah politik kekuasaan.

Selanjutnya Jokowi melakukan pembangunan secara masif. Ia pun berhasil merebut gelar Bapak Pembangunan dari tangan mendiang Presiden Suharto. Rakyat pun berduyun-duyun menjadi pendukung hyperfanatik Jokowi. Sehingga akhirnya terbangun kepercayaan, Jokowi adalah lambang kesuksesan dan kebenaran. Kalau toh ada kesalahan dan kegagalan, itu pasti ulah dari para pembantunya atau orang-orang di sekelilingnya, bukan Jokowi!

Keberhasilan terbangunnya citra super positif tentang Jokowi sebagai pemimpin paling sukses sejak Indonesia merdeka ini, merupakan kerja keras dan luar biasa hebat dari pasukan buzzernya. Merekalah mesin cuci politik yang sangat efektif dan selalu berhasil menghapus bercak noda kotor sekecil apapun yang sempat menempel di pakaian seorang Joko Widodo. Sehingga Jokowi dan citra positif merupakan sejoli yang tak terpisahkan. Jokowi, can’t do NO wrong! Jargon ini melekat dalam benak masyarakat di lapisan menengah, bawah, dan sangat bawah.

Namun.., belakangan ini agaknya rakyat mulai didorong oleh keadaan yang membuat mereka mulai gamang. Secara perlahan dan gradual rakyat kembali merindukan kondisi dan suasana seperti pada era kepemimpinan Jokowi di awal periode pertama sebagai Presiden. Rakyat sudah mulai banyak yang bertanya-tanya, bahkan meningkat pada suasana menagih janji akan realisasi Trisakti, Nawacita dan Revolusi Mental dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara. Rakyat mulai dibenturkan pada dua ekstrim konstruksi sosial-politik-ekonomi di wilayah kenyataan hari ini (das sein) dan harapan berikut mimpi indah (das sollen) yang pernah dijanjikan di tahun 2014.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *