Kultum 229: Kerjasama Penyihir & Dukun dengan Jin

Kerjasama Penyihir & Dukun dengan Jin
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Pada kultum 317 lalu telah dijelaskan bahwa manusia tidak dapat menguasai jin karena ini adalah mukjizat khusus yang hanya diberikan kepada Nabi Sulaiman. Namun demikian, kontak para dukun dengan jin dalam status selain “kepemilikan” sering dilakukan manusia dengan melakukan tindakan yang sering berupa “tindakan yang terlarang” dalam agama. Jin jahat atau jin kafir yang dipanggil dengan cara tertentu ini dapat membantu para dukun dalam hal-hal yang berdosa dan kekafiran kepada Allah.

Tujuan mereka adalah untuk menarik manusia sebanyak mungkin ke dalam dosa yang paling besar, yaitu penghambaan kepada “selain atau sekutu Allah”. Setelah kontak dengan jin dilakukan oleh dukun, jin dapat memberi tahu mereka tentang peristiwa tertentu di masa depan. Rasulullah menggambarkan bagaimana cara jin mengumpulkan informasi tentang masa depan yang ingin diketahui manusia (terutama tukang sihir / dukun).

Rasulullah menceritakan bahwa jin dapat melakukan perjalanan ke langit tingkat rendah dan mencuri dengar beberapa informasi tentang masa depan, yang disampaikan oleh para malaikat. Mereka kemudian kembali ke bumi dan memberikan informasi ke para penyihir / dukun. Hal ini sering terjadi sebelum kenabian Muhammad, sehingga pada masa itu, para dukun seringkali akurat dalam memberikan informasi.

Karena akurasi dan kemampuan meramal hal-hal yang belum terjadi, maka para penyihir / dukun mampu mendapatkan posisi di masyarakat saat itu. Mereka bahkan mendapat posisi di beberapa kerajaan dan mencapai popularitas. Bahkan dalam kasus tertentu, karena dianggap sangat hebat, mereka ada juga yang disembah. Kalau sudah sampai taraf demikian, bisa dibayangkan betapa besar dosanya.

Setelah nabi Muhammad diutus maka situasi demikian segera berubah. Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan para malaikat menjaga bagian bawah langit dengan hati-hati, dan sebagian besar jin diusir dengan meteor (disebut bintang jatuh). Jadi, meteor itu sebenarnya ‘Panah Api’ sebagai pelempar syetan yang hendak mencuri berita langit. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang hujan meteor, misalnya,

وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا

لِلنَّاظِرِينَ * وَحَفِظْنَاهَا مِنْ كُلِّ

شَيْطَانٍ رَجِيمٍ * إِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ

فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مُبِينٌ

Artinya:

Sesungguhnya Aku telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Aku telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), Aku menjaganya dari setiap syetan yang terkutuk, kecuali syetan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang menyala-nyala dengan terang (QS. Al-Hijr, ayat 16 – 18).

Ayat tersebut juga ditegaskan lagi, sebagaimana firman Allah Subahanahu dalam ayat yang lain, “Sesungguhnya Aku telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang terang” (QS. As-Shaffat, ayat 6 – 10).

Dari dua ayat di atas bisa disimpulkan bahwa hujan meteor atau bintang jatuh, yang kita saksikan sebagai fenomena langit itu, sejatinya adalah benda langit yang digunakan untuk melempar syetan, yang mencoba mencuri berita dari langit. Keterangan yang singkat dalam dua ayat dari Al-Qur’an di atas, juga dijelaskan lebih detail dalam beberapa riwayat yang salah satu di anatranya adalah sebagai berikut.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *