Menjernihkan Identitas Politik dan Politik Identitas pada Amin

Identitas Politik dan Politik Identitas pada Amin
Paslon Amin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: KH. Dr. Aguk Irawan MN

Hajinews.co.id – MANUSIA lahir ke bumi tanpa kesadaran, kehendak, dan pilihan dirinya sendiri. Namun, bayi manusia lahir di dalam ruang dan zaman yang sudah terbentuk. Identitas pun disematkan padanya, mau tidak mau.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seorang ayah dan istrinya mempertimbangkan segala kemungkinan, harapan, doa, dan pengetahuan. Lahirlah proses penamaan bersama segala ritual adat maupun keagamaan. Proses memberi nama bagi bayi yang baru lahir menjadi bernilai, sakral, penuh haru biru kebahagiaan.

Bayi yang lahir di lingkungan tertentu akan turut berwarna sesuai lingkungannya, sesuai adat, budaya, suku, agama, kebangsaan, dan kewarganegaraan yang berlaku. Interaksi antara orangtua dan masyarakat dengan sang bayi bermulai dari bahasa, lalu laku tindakan, yang bermuara pada pertumbuhan dan perkembangan sang bayi.

Saat tumbuh dewasa, manusia mulai belajar mandiri, membangun lingkungannya sendiri, membentuk nilai-nilai barunya sendiri, yang mungkin melengkapi atau bahkan berlawanan dengan segala apa yang telah diambil dan dipelajari dari keluarga dan masyarakatnya sejak kecil. Identitas baru terbentuk berbeda dari identitas lama.

Identitas Politik

Identitas manusia pada gilirannya berkembang, bukan saja disebabkan faktor budaya, bahasa, masyarakat, lingkungan geografis maupun lingkungan pergaulan. Identitas ini juga dibentuk oleh tujuan-tujuan ideal politik, strategi-strategi praktis pragmatis politik.

Manusia pun disebut zoon politicon oleh filsuf Yunani, Aristoteles. Manusia yang berhubungan dengan lingkungan maupun manusia lain; membentuk relasi-relasi yang saling fungsional, atau bertindak karena struktur nilai dan sistem yang mengatur, atau saling menafsirkan sikap orang satu sama lain, atau bahkan berkonflik.

Karena ada keinginan bersama untuk hidup berdampingan demi menggapai harapan yang sama, manusia membentuk sebuah jaringan dan wadah organisasi. Mulai dari tingkat yang paling kecil institusi keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Institusi komunitas yang terdiri dari orang yang memiliki kesamaan visi. Hingga organisasi besar yang disebut negara dengan satu sistem pemerintahan yang disepakati.

Manusia membutuhkan kerjasama untuk bisa bertahan hidup dan mencapai prestasi yang lebih besar, yang hanya bisa diraih dengan cara bekerja sama. Manusia pun menetapkan aturan bahwa kepentingan bersama harus lebih didahulukan dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Ini yang disebut sistem demokratis dalam bernegara.

Dalam perjalanan kerjasama tersebut, ada satu individu yang memiliki kelebihan dibandingkan yang lain, baik itu berupa kekuatan fisik, kecerdasan akal, atau kelebihan-kelebihan material. Mereka menonjol di antara yang lain. Terpilihlah dia sebagai pemimpin kelompok dan orang-orang. Ini pilihan berbeda dari kelompok sebelumnya yang demokratis. Lahirlah sistem monarki dalam bernegara.

Mau tidak mau, identitas politik tidak bisa dihindari. Sebagian bangsa dan negara merasa lebih cocok dan nyaman dengan demokrasi. Sebagian yang lain lebih nyaman dengan monarki. Selain demokrasi dan monarki, masih banyak pilihan-pilihan lain yang pernah diciptakan oleh manusia, seperti teokrasi, fasis, sosialis, komunis, dan lainnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *