Berbahaya, Lubang di Lapisan Ozon Kini Sebesar Luas Rusia dan China

Lapisan Ozon Kini Sebesar Luas Rusia dan China
Lapisan Ozon Kini Sebesar Luas Rusia dan China
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Menurut laman Livescience, Badan Antariksa Eropa (ESA) menggunakan satelit Sentinel-5P miliknya untuk memantau dan menemukan adanya lubang ozon yang sangat besar di atas Antartika. Lubang di lapisan ozon ini merupakan yang terbesar yang pernah tercatat. Luas lubang ozon yang terpantau pada 16 September 2023 adalah 26 juta kilometer persegi. Untuk menggambarkan besarnya lubang pada lapisan ozon, kita dapat membayangkan luas permukaannya dua kali luas bumi. Luas Antartika mungkin setara dengan luas gabungan Rusia dan China.

Seperti yang kita ketahui bersama, peran lapisan ozon adalah melindungi bumi dari efek buruk sinar ultraviolet. Menurut laman Encyclopedia Britannica, ozon atau disebut juga O3 adalah salah satu bentuk oksigen yang molekulnya terdiri dari 3 atom, bukan 2 seperti oksigen biasa dan ditemukan di stratosfer bumi. Ozon di stratosfer bumi menyerap radiasi ultraviolet dari matahari sehingga dapat membahayakan seluruh organisme hidup di permukaan bumi, termasuk manusia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Analisa Ilmuwan terhadap penyebab lubang ozon di Antartika

Menyadur laman Livescience, para Ilmuwan berpendapat bahwa lubang pada lapisan ozon yang terbentuk di atas Antartika disebabkan dari dampak letusan gunung berapi bawah laut Tonga yang terjadi di awal tahun 2022. Para Ilmuwan mengemukakan pendapatnya bahwa dampak dari meletusnya gunung Tonga menyemburkan 50 juta ton air ke atas hingga mencapai lapisan atmosfer bagian atas dan hal tersebut dapat mengganggu kestabilan lapisan ozon. Selanjutnya Ilmuwan menjelaskan alasan ilmiahnya bahwa air akan terurai menjadi ion, atau molekul bermuatan, yang bereaksi dengan ozon dan hal tersebut sama dengan cara kerja CFC merusak lapisan ozon. Untuk diketahui, penambahan jumlah air di lapisan atmosfer bagian atas tersebut setara dengan 10% jumlah air lapisan atmosfer pada kondisi normal.

Sebenarnya pada tahun 2019 lubang pada lapisan ozon tercatat menyusut ke ukuran terkecil yang pernah tercatat. Hal ini disebabkan suhu yang hangat dimana kondisi tersebut mencegah terbentuknya PSC penyebab rusaknya lapisan ozon. Namun, sejak tahun 2020 hingga 2022 suhu yang kembali dingin menyebabkan lubang ozon meluas kembali.

Sebelumnya, pada tahun 1985 para Ilmuwan menyimpulkan lubang pada lapisan ozon di kutub Bumi pada saat itu terjadi karena dampak dari klorofluorokarbon (CFC) yang bereaksi dengan ozon di lapisan stratosfer Bumi. Klorofluorokarbon (CFC) yang merusak lapisan ozon pada saat itu dihasilkan dari penggunaan kaleng aerosol, lemari pendingin, dan bahan pengemas. Dampak dari rusaknya lapisan ozon ini membuat komunitas internasional bereaksi dengan melarang penggunaan CFC pada tahun 1989 dan berhasil membuat lapisan ozon kembali normal seiring berjalannya waktu.

Peneliti pada Badan Antariksa Eropa (ESA) menjelaskan bahwa lubang ozon yang sangat besar ini tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan manusia, karena wilayah di bawah lapisan ozon yang rusak tersebut merupakan wilayah yang sebagian besar tidak berpenghuni. Selanjutnya Ilmuwan tersebut mengatakan pada tahun 2050 lapisan ozon yang rusak tersebut akan kembali normal dengan syarat tingkat CFC tetap rendah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *