Perang Sengit, Israel Digempur Hamas dan Hizbullah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Perang Israel-Palestina semakin dahsyat, Hizbullah bantu Hamas saat Gaza dibombardir militer Israel.

Pejuang Hizbullah Lebanon merespon seruan Hamas Palestina untuk berperang habis-habisan dengan Israel.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diketahui, serangan Hamas ke Israel dilakukan secara mendadak pada Sabtu pagi ketika Simchat Torah atau hari raya Yahudi.

Simchat Torah merupakan hari libur yang jatuh pada akhir festival Yahudi selama seminggu yang dikenal sebagai Sukkot atau Hari Raya Pondok Daun.

Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari mengatakan, Hamas melancarkan serangan dari darat, laut, dan udara.

Hingga saat ini, Minggu (8/10/2023), pertempuran masih sengit di kota Ashkelon, Israel bagian selatan, begitu juga di jalur Gaza, Palestina.

Menteri Pertahanan Israel telah mengerahkan pasukan cadangan militer ke Israel bagian selatan.

Sementara, serangan udara Israel terus menggempur gedung-gedung di Gaza, Palestina.

Pejuang Palestina bakar tank Israel.
Pejuang Palestina bakar tank Israel. (HO)
Pertempuran di dara, laut, dan udara

Pertempuran Israel-Palestina kali ini terjadi di darat, laut, dan udara.

Berbicara kepada Al Jazeera, Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, mengatakan pihaknya (Hamas) terlibat dalam perjuangan untuk kebebasan.

“Ini bukan operasi (tabrak lari), kami memulai pertempuran habis-habisan. Kami memperkirakan pertempuran akan terus berlanjut dan medan pertempuran akan meluas. Kami memiliki satu target utama: kebebasan kami dan kebebasan tempat-tempat suci kami,” katanya kepada Al Jazeera.

Al-Arouri mengatakan warga Palestina mempunyai hak atas kebebasan, melawan pendudukan Israel dan menjaga tempat suci mereka.

“Kami akan terus berjuang sampai kami dihargai dengan kemenangan, kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya siap menghadapi “skenario terburuk”. “Semua skenario kini memungkinkan dan kami siap menghadapi invasi darat (Israel),” tambahnya.

Operasi Badai al-Aqsa vs Operasi Pedang Besi
Al-Arouri juga mengatakan bahwa Israel telah berencana melancarkan serangan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sementara, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, meluncurkan “Operasi Badai al-Aqsa” dengan ribuan roket-roket yang menargetkan situs-situs musuh, bandara, dan instalasi militer.

Kepala Hamas Ismail Haniya mengatakan serangan ‘heroik’ mereka merupakan respon atas kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal terhadap warga sipil Palestina, serta penyerbuan ke Masjid Al Aqsa.

Di sisi lain, pihak Israel mengatakan bahwa mereka memulai “Operasi Pedang Besi” sebuah operasi berskala besar untuk mempertahankan warga sipil Israel dari serangan Hamas.

Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon sebelumnya mengatakan kepada Aljazeera, mereka mengikuti situasi di Gaza dan “berhubungan langsung dengan kepemimpinan perlawanan Palestina”.

Dikatakan Hizbullah, bahwa eskalasi ini merupakan “respon tegas terhadap berlanjutnya pendudukan Israel dan merupakan pesan bagi mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel”.

Kini, pada Minggu (8/10/2023), Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan mortir dari Lebanon ke Israel utara.

Serangan Hizbullah itu pun dibalas Israel dengan serangan artileri. Eskalasi meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengubah daerah Gaza Palestina menjadi “pulau terpencil” setelah serangan mendadak Hamas pada hari Sabtu (7/10/2023) pagi.

Sementara, Hamas mengatakan pihaknya juga telah menangkap banyak warga serta tentara Israel, dan para sandera tersebar di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Operasi Hamas terjadi setelah serangan pemukim Israel yang terus semakin meluas, meningkatnya ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, dan tingginya jumlah warga Palestina yang terbunuh.

‘Orang Israel merasa terhina dan dipermalukan’
Gideon Levy, seorang jurnalis di harian Israel Haaretz, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel merasa terhina dan dipermalukan dengan serangan Hamas.

Pihak militer Israel belum memahami bagaimana serangan mendadak ini bisa masuk ke Israel, bahkan sampai ke Tel Aviv.

“Pertama, warga Israel dengan tradisi (keangkuhannya) merasa memiliki tentara terkuat dan teknologi militer terkuat. Kedua, pemerintah Israel memperluas pasukan di Tepi Barat, tapi membiarkan front selatan terbengkalai. Jadi kombinasi arogansi dan perubahan prioritas membawa kita pada situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Gideon Levy.

“Perlu waktu bertahun-tahun bagi Israel untuk mencerna keterkejutan dan trauma ini. Namun hal ini harus membawa perubahan, dimana Israel menyadari bagaimana mereka memandang warga Palestina di wilayah pendudukan dan Gaza selama ini. Kita harus menyadari bahwa mereka (Palestina) juga manusia dan mereka juga dapat menunjukkan kemampuan militer,” tambah Levy.

Hizbullah Bergabung, Akan Memperburuk Israel
Gideon Levy juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jika kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah benar-benar bergabung dalam eskalasi yang sedang berlangsung, maka Israel pasti akan menghadapi krisis.

“Kita akan menghadapi kenyataan yang sangat berbeda di mana Israel harus menghadapi dua front, dan mungkin tiga front, jika Tepi Barat yang diduduki ikut terlibat. Itu adalah permainan baru dan Israel akan melalui sesuatu yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya,” katanya.

Zeina Khodr jurnalis Al Jazeera melaporkan dari Beirut, Lebanon, mengatakan serangan Hizbullah di Israel utara dapat memperburuk eskalasi antara Israel dan Hamas.

“Hamas telah meminta semua kelompok bersenjata di Lebanon untuk bergabung dalam perang melawan Israel. Hamas memiliki sekutu di Lebanon… Semua kelompok adalah bagian dari poros perlawanan terhadap Israel,” kata Khodr.

“Mereka (Hizbullah) tidak menyerang daerah terbuka seperti yang kita lihat dalam baku tembak lintas batas sebelumnya, kami memahami bahwa mortir tersebut menargetkan stasiun radar Israel. Namun tetap saja, pilihan Shebaa, serta penggunaan mortir, dan bukan rudal jarak jauh, yang menargetkan kota-kota atau permukiman di utara Israel, dapat dilihat lebih sebagai pesan bahwa inilah yang bisa terjadi jika kita ikut serta dalam perang ini. Hal ini dapat memperburuk eskalasi.”

Serangan mortir Hizbullah dibalas Israel dengan menyerang pos Hizbullah di dekat perbatasan Lebanon. Militer Israel mengatakan salah satu drone miliknya menyerang “infrastruktur Hizbullah… di daerah Gunung Dov” di sepanjang perbatasan dengan Lebanon. Pernyataan itu diposting di platform media sosial X.

Pertempuran masih berlangsung sengit
Sementara, cabang bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan para pejuangnya masih terlibat dalam perang sengit di beberapa kota di Israel. Mereka termasuk Ofakim, Sderot, Yad Mordechai, Kfar Azza, Be’eri dan Kissufim, menurut pernyataan kelompok bersenjata Hamas di saluran Telegramnya, dikutip dari Aljazeera, Minggu.

Di sisi lain, Israel mengatakan mereka menyerang kediaman kepala intelijen Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Rumah tersebut digunakan sebagai infrastruktur militer oleh kelompok tersebut, menurut pernyataan tentara Israel di platform media sosial X. Tentara Israel terus melakukan serangan di Gaza, tambah pernyataan itu.

Koresponden Aljazeera di Gaza, Youmna ElSayed, melaporkan serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina yang terkepung semakin intensif. Bangunan-bangunan tempat tinggal menjadi sasarannya. “Saat ini jam 9 pagi waktu setempat di sini di Gaza, dan sudah 10 rumah hancur. Tempat tinggal dan kantor para pemimpin Hamas juga menjadi sasaran,” katanya.

“Saksi lokal telah berbicara tentang penarikan jenazah dari beberapa rumah yang menjadi sasaran, di atas kepala warga sipil atau penghuninya,” tambahnya.

ElSayed mengatakan Kementerian Kesehatan belum memperbarui jumlah korban tewas, yang terakhir mencapai 256 orang di Gaza.

Namun penduduk setempat di Gaza melaporkan lebih banyak kematian. Korban tewas di Jalur Gaza termasuk 20 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan.

Sedikitnya 120 anak di bawah umur lainnya terluka. Anak-anak di wilayah pendudukan Palestina seringkali menjadi pihak yang paling rentan selama pertempuran.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *