Kultum 234: Masih Juga Belum Percaya Akhirat?

Masih Juga Belum Percaya Akhirat?
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Meski sudah cukup banyak keajaiban dunia yang tidak bisa dinalar oleh indera manusia, masih banyak juga manusia yang tidak atau belum percaya adanya kehidupan akhirat, yaitu kehidupan sesudah mati. Hal inilah sebenarnya yang menjadi sebab adanya berbagai macam kejahatan seperti perampokan, pemerkosaan, penipuan, korupsi dan lain sebagainya. Pelakunya, tidak atau belum bisa meyakinkan diri bahwa berbagai kejahatan tersebut adalah hal yang berdosa dan akan ada balasannya.

Baiklah, sebelum sampai pada keyakinan itu, mari kita lihat dulu beberapa dalil yang mungkin nanti akan sejalan dengan keyakinan dan logika manusiawi. Di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 185 disebutkan bahwa,

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ

اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ

عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ

وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya:

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (QS. Ali ‘Imran, ayat 185).

Dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa, pengadilan terakhir akan diputuskan pada Hari Kiamat nanti. Setelah seseorang meninggal, dia akan dibangkitkan pada hari tersebut bersama seluruh umat manusia. Mungkin saja seseorang menerima sebagian ganjaran ketika ia masih hidup di dunia. Namun pahala dan hukuman yang sebenarnya akan dia terima “hanya” di Akhirat nanti.

Allah Subhanahu wata’ala mungkin tidak langsung menghukum para pelaku kejahatan di dunia ini tapi kelak dia pasti akan dihitung dan diperhitungkan pada Hari Perhitungan atau “Yaumul Hisab” di hari Kiamat dan akan dihukum di akhirat kelak. Di akhirat sana nanti, setiap orang Muslim maupun non-Muslim bisa meyakinkan diri, walau saat itu “bukan lagi” waktu untuk meyakinkan diri. Saat itu hanya waktu untuk “menerima balasan” dari apapun yang pernah dikerjakan.

Sekarang mari kita coba bertukar peran. Misalnya, Anda adalah seorang penjahat yang sangat berkuasa dan berpengaruh di dunia yang sanggup “membayar” polisi dan penegak hukum. Anda memiliki kekuatan militer untuk melindungi anda. Dan saya adalah seorang Muslim yang akan meyakinkan Anda bahwa merampok, memperkosa, menipu, korupsi dan lain sebagainya, adalah tindakan yang jahat dan tidak baik.

Meskipun saya menggunakan alasan di atas untuk membuktikan bahwa merampok itu adalah hal yang jahat dan buruk, Anda sebagai penjahat akan merespon dengan respon yang sama sebagaimana kita baca sebelumnya. Saya sepakat bahwa Anda berpikir logis dan semua argumen anda benar sebab Anda merupakan penjahat yang berkuasa dan berpengaruh.

Namun sebagaimana saya, setiap manusia menginginkan keadilan, dan masing-masing manusia memiliki hasrat terhadap keadilan. Meskipun dia tidak menginginkan keadilan untuk orang lain, dia pasti menginginkan keadilan untuk dirinya sendiri. Sebagian orang yang dimabukkan oleh kekuasaan dan pengaruh dan membebankan sakit dan derita kepada orang lain.

Orang yang sama pasti akan berkeberatan jika ketidakadilan dilakukan terhadap diri mereka. Alasan mengapa orang menjadi tidak sensitif (peka) adalah karena mereka memuja kekuasaan dan pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh tidak hanya membuat mereka melakukan ketidakadilan pada orang lain, tapi juga menjaga agar orang lain tidak bisa melakukan ketidakadilan pada dirinya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *