Khutbah Jum’at: Fenomena Alam Sebagai Bukti Kemaha Besaran Allah

Fenomena Alam
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Dengan demikian semua yang ada di langit dan di bumi itu hakekatnya juga makhluk hidup, yang bertasbih memuliakan Allah SWT, sang penciptanya. Oleh karena itu dalam ayat yang lain, manusia diperingatkan untuk menghormati semua

makhluk ciptaan Allah SWT dan dilarang membuat kerusakan. Semua makhluk yang ada di muka bumi ini merupakan bagian dari sistem kehidupan yang saling memberi manfaat satu dengan yang lain. Karenanya harus dijaga keberadaan dan kelestariannya dengan sebaik-baiknya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sehubungan dengan itu, Allah SWT juga memberi peringatan keras bagi siapapun yang membuat kerusakan dimuka bumi ini. Diantara cara Allah SWT memperingatkannya, yaitu dengan menghadirkan bencana, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran dsb. Dalam QS. Ar-Rum ayat 41, Allah SWT tegaskan :

ا ن اعمِلُوا۟ لاعالَّهُمْ يارْجِعُو اض ٱلَّذِى اسباتْ أايْدِى ٱلنَّاسِ لِيذُِيقاهُم باعْ اك اما اوٱلْباحْرِ بِ ِّر ِ اسادُ فىِ ٱلْبا ار ٱلْفا اه اظ

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Menurut Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsirnya Al-Wajiz, beliau menjelaskan bahwa menyebarnya keburukan dari segala keburukan serta diangkatnya segala keberkahan dan berkurangnya keturunan, terjadinya peperangan dan sebagainya, disebabkan oleh apa yang telah dilakukan umat manusia dengan dosa dan maksiatnya, serta meninggalkan segala perintah Allah dan mengerjakan larangan- larangan-Nya. Dan semua kerusakan atau musibah yang terjadi di bumi ini merupakan hukuman bagi umat manusia karena perbuatan-perbuatan tersebut.

Oleh karena itu dalam akhir ayat tersebut ditegaskan ۟اعمِلُوا اض ٱلَّذِى لِيذُِيقاهُم باعْ

ان supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan“ , لاعالَّهُمْ يارْجِعُو

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Ayat ini juga menegaskan bahwa disamping memberi peringatan keras, tetapi dengan kasih sayangnya pula Allah SWT masih memberi kesempatan bagi yang telah durhaka untuk sadar, bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Kembali

meneguhkan imannya. Secara lebih khusus, Allah SWT menyebutkan tentang penciptaan langit dan

bumi, serta pergantian siang dan malam adalah fenomena alam yang perlu menjadi perhatian manusia. Dalam dunia sains, pergantian siang dan malam terjadi karena adanya perputaran bumi. Bumi merupakan salah satu planet di tata surya yang mengelilingi Matahari dan sekaligus mengitari dirinya sendiri. Fenomena itu disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 190. Saat ayat ini diturunkan kepada

Rasulullah SAW, beliau tidak mampu menahan keharuannya sehingga hanyut menangis tersedu-sedu karenanya.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Atha ia bercerita : Ibnu Umar bertanya kepada Aisyah RA, “Ceritakanlah kepada kami apa yang engkau lihat yang paling menakjubkan tentang perilaku Rasulullah SAW ?” Aisyah menjawab.

“Semua tingkah lakunya menakjubkan. Pada suatu malam beliau menghampiriku sehingga bersentuh tubuhku dengan tubuhnya. “ Lalu beliau bersabda kepadaku : “Biarlah aku waktu beribadah kepada Tuhanku.” Aku menjawab: “Demi Allah!

Bahwa aku suka engkau berada disampingku, tetapi aku juga suka engkau beribadah kepada Tuhanmu.”

Kemudian beliau bangkit dari tidurnya, mengambil air wudlu, tidak jauh dari

tempatnya, lalu mengerjakan shalat. Pada waktu shalat beliau menangis sampai air matanya membasahi kainnya. Setelah beliau duduk dan memuji Allah, kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sambal berdoa, dan menangis lagi, sampai janggutnya basah oleh air matanya. Kemudian ia bersujud dalam keadaan menangis hingga air matanya membasahi lantai.

Ketika Bilal datang untuk azan subuh, dan melihat Nabi SAW menangis, maka Bilalpun bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang menyebabkan engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu, yang lalu maupun yang akan datang?”. Rasulullah menjawab,“ Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah ? Dan bagaimana saya tidak menangis wahai Bilal ?, Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku”. Selanjutnya beliau bersabda, “Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya” .

Yang dimaksud ayat tersebut adalah Surat Ali Imran ayat 190. Yaitu

ٰبا بِ ِّلْوُ۟لِى ٱلْْالْ ِ ٰياتٍ اءا ال اهارِ اوٱلنَّ ٰلِافِ ٱلَّيْلِ اوٱخْت اوٱلْْارْضِ اوتِ ٰ ام ٰ َّس اخلْقِ ٱل َّن فِى إِ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulul albab (orang-orang yang berakal)”.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Dalam ayat tersebut di atas jelas diterangkan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Kemudian Allah tegaskan pula bahwa kemampuan memahami tanda-tanda kebesaran Allah tersebut hanya dimiliki orang-orang yang berakal (Ulul-albab). Lantas siapakah Ulul-albab itu ?. Allah menjelaskan dalam ayat berikutnya,

ات اخلاقْ اما اربَّناا ِۚضِ اوالْاا رْ َّسمٰوٰتِ اخلْقِ ال ان فِيْ َّكرُوْ اوياتافا اعلٰى جُنُوْبهِِمْ َّو َّوقعُُوْدًا هاللّٰا قيِاامًا ان ان ياذْكرُُوْ الَّذِيْ

اب النَّارِ اعذاا اك فاقِناا ِۚلًَ سُبْحٰنا هٰذاا بااطِ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;

Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” QS. Ali Imran 191.

Begitulah Allah jelaskan tentang Ulul-albab. Yaitu orang-orang yang senantiasa dzikir (mengingat) Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring. Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi. Dalam hal ini, keterpaduan antara pikir dan dzikirnya seseorang akan menjadikannya mampu menggali pengetahuan dari rahasia ilmiahnya, sekaligus menemukan hikmahnya. Dengan demikian, ketakjuban akademisnya akan menggetarkan hatinya, dan menambah- nambah dalamnya iman atas keagungan dan kemulyaan Allah SWT, pencipta alam semesta. Dari pemahaman, kekaguman dan ketakjuban tersebut maka keluarlah ungkapan :

اب النَّا ر اعذاا اك فاقِناا ِۚلًَ سُبْحٰنا ات هٰذاا بااطِ اخلاقْ اما ربَّناا

“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” QS Albaqarah 191.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Beberapa penjelasan tentang fenomena alam yang menakjubkan dan menggetarkan hati seperti diuraikan diatas, baik berupa ayat-ayat qauliyah maupun ayat kauniyah, memperingatkan kepada manusia bahwa dibalik semua fenomena alam itu ada Allah SWT sang pencipta, Tuhan Yang Maha besar, penguasa alam semesta. Juga peringatan, betapa banyaknya karunia yang dilimpahkan kepada manusia untuk kebaikan dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu pula, betapa tercelanya manusia yang tidak pandai bersyukur dan tidak bertasbih memulyakan Allah SWT. Sebagaimana makhluk-makhluk lain yang senantiasa bertasbih kepada Allah SWT sang Pencipta. Allah tegaskan dalam firmanNya :

احكِي مُ او الْعازِيْزُ الْ اوهُ اوالْارْضِ اواتِ اما َّس اما فيِ ال هلِِلِّ اح اسبَّ

“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah  (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. QS. Al-Hadid: 1)

Hakekat dan makna tasbih ini adalah kesadaran diri untuk merenung dan interospeksi, sehingga menyadari betapa lemahnya sebagai seorang hamba dihadapkan dengan kebesaran dan kemulyaan Allah SWT, sang pencipta dan penguasa alam semesta. Maka kesadaran inilah yang akan menjadikan orang-orang mukmin jauh dari sikap takabur, sombong dan angkuh dalam kehidupannya. Jauh dari sikap tercela yang dapat mengganggu dan merusak indahnya sistem kehidupan bersama. Sebaliknya, manusia dengan makhluk lainnya harus saling memberi manfaat dalam bersama-sama mewujudkan kehidupan yang rahmatan lil’alamiin.

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang harmonis, adil-makmur, bahagia sejahtera dalam naungan rahmat dan ridhaNya. Baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya kepada kita semua. Aamiin yaa robbal’alamiin.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *