Reformasi Menghasilkan Dinasti Jokowi?

Reformasi Menghasilkan Dinasti Jokowi?
Dinasti Jokowi. Ilustrasi: Tempo
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Hajinews.co.id – Jokowi minta tiga periode, begita kata Adian Napitupulu. Anggota DPR dari PDIP ini memberi info bahwa Jokowi kecewa kepada Megawati karena proposal tiga periode tidak dikabulkan. Hal ini dipertegas oleh sumpah sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Melalui seorang menteri dan sejumlah ketum partai, Jokowi memang minta tiga periode. Bukankah dalam konferensi pers Jokowi sering membantah bahwa dirinya mau tiga periode? Terserah anda, percaya Jokowi atau Adian dan Hasto.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diantara mereka, pasti ada yang berbohong. Siapa yang berbohong? Jokowi atau Adian Napitupulu dan Hasto Kristiyanto? Kembali ke penilaian anda. Yang pasti, ini menyangkut integritas dan kredibiltas elit politik. Tentu akan punya pengaruh signifikan terhadap nasib bangsa ini.

Kenapa Megawati menolak proposal tiga periode? Ada dua asumsi. Asumsi pertama, Megawati punya komitmen kepada konstitusi dan terhadap demokrasi. Gagasan tiga periode jelas melanggar konstitusi dan merusak demokrasi. Ini akan berpotensi melahirkan politik dinasti. Dua periode Jokowi berhasil menempatkan Gibran (putra sulung Jokowi) dan menantunya (Bobby Nasution) jadi walikota, juga Kaesang jadi ketum partai. Bagaimana jika tiga periode?

Tiga periode akan membuka ruang untuk presiden berkuasa seumur hidup. Kalau sudah berkuasa tiga periode, gagasan presiden seumur hidup akan jauh lebih mudah. Ketika semua parpol dan kekuatan sipil dapat dikendalikan, siapa lagi yang bisa menghalangi presiden menjabat seumur hidup? Gagasan tiga periode sama artinya rencana presiden seumur hidup. Ini kesimpulannya. Simple !

Asumsi kedua, Megawati tidak ingin Jokowi terlalu lama berkuasa. Semakin lama Jokowi berkuasa, maka semakin sulit bagi PDIP untuk mengimbanginya. Alih-alih mengendalikan. Yang terjadi bisa sebaliknya. PDIP dikendalikan oleh Jokowi. Pada akhirnya, PDIP diambil Jokowi.

PDIP sangat kuat. Iya. Setidaknya untuk saat ini. Saat ketika Megawati masih menjadi ketua umum dan pegang kendali. Megawati adalah pendiri. Layaknya seorang pendiri, ia cukup tangguh untuk menjaga dan mempertahankan PDIP. Jika estafet kepemimpinan partai sudah beralih tangan dan lepas dari tangan Megawati, PDIP belum tentu sekuat sekarang. Kata Ibnu Khaldun: peng-copy dan penikmat kekuasaan tidak akan sekuat para pendiri (Buku Muqaddimah).

Ketika estafet kepemimpinan PDIP terjadi, dan saat itu Jokowi masih menjadi presiden, sulit membayangkan PDIP jatuh ke tangan orang lain. Pengaruh Jokowi di grass root PDIP akan semakin kuat selama tiga periode. Tidak sulit bagi Jokowi ambil tongkat estafet PDIP. Entah Jokowi turun langsung, atau melalui anak dan menantunya. Adu kuat dinasti Megawati vs dinasti Jokowi sangat mungkin terjadi di suksesi PDIP.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *