Kembang Api Politik Dinasti jokowi

Kembang Api Politik Dinasti jokowi
Dinasti jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Erros Djarot

Pengantar : Bayangkan Prabowo-Gibran menang… bagaimana bila sebelum Presiden pemenang Pilpres 2024 sempat dilantik, atas rencana Tuhan di luar kuasa manusia, atau rencana lain (tersembunyi), Presiden dinyatakan berhalangan tetap? Mengerikan..! Hanya ada satu kata: LAWAN..!!!

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

KEMBANG API POLITIK DINASTI JOKOWI

Hajinews.co.id – Anak-anak sangat menyukai kembang api. Percikan apinya indah dan sangat menyenangkan untuk dipandang mata. Namun, bermain kembang api di arena yang rawan akan terjadinya kebakaran, sangat dilarang.

Ketika ada seseorang bermain kembang api di arena tumpukan drum atau jerigen berisikan bensin misalnya, para petugas setempat pasti bereaksi keras dan melarang pelaku agar segera menghentikan permainan kembang apinya. Demi menenangkan masyarakat yang resah, terancam oleh kemungkinan datangnya bahaya kebakaran.

Ilustrasi di atas rasanya sangat tepat untuk menggambarkan peristiwa tragedi politik yang belakangan terjadi di negeri kita. Masyarakat terdidik yang tak ingin menyaksikan negerinya dilanda kebakaran, serentak bangkit berusaha menghentikan langkah Jokowi yang tengah bermain dan memainkan ‘kembang api’ politiknya. Karena percikan api politik yang dimainkan Jokowi ini, terbukti telah menyulut terjadinya ‘kebakaran’ di rumah konstitusi negara (baca: Mahkamah Konstitusi) .

Celakanya, masih banyak awam yang terhibur dan menyukai gemerlap percikan kembang api yang dimainkan Jokowi dengan sangat indahnya ini. Padahal permainan kembang api politik Jokowi ini dinilai sangat berbahaya. Para akademisi, agamawan dan budayawan yang masih sehat jiwa dan pikiran, turut berusaha menghentikan permainan kembang api politik Jokowi ini.
Secepatnya, sebelum terjadinya kebakaran nasional yang meluas dan berpotensi menimbulkan kerusakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat mendasar. Kembang api politik Jokowi yang telah membuat keonaran ini saya beri label dengan sebutan, ‘Kembang api Politik Dinasti Jokowi’.

Sekarang semuanya sudah terang benderang, Jokowi bertekad menjadikan Prabowo sebagai Presiden RI ke-8 , di mana Gibran sang putra sebagai wakilnya. Dengan langkah ini, terbuka lebar kemungkinan digunakannya mesin politik negara dalam usaha Jokowi mencapai tujuan kemenangan politik dinastinya.

Dampak dari penyalahgunaan kekuasan ini adalah terjadinya pergeseran Indonesia dari negara berdasarkan hukum, berganti menjadi negara berdasarkan kekuasaan. Penggiringan ke arah mimpi buruk ini sudah terasakan gejalanya.

Di sisi lain, sebagai perenungan, betapa mirisnya hati kita menyaksikan betapa tragisnya nasib partai Golkar dalam persiapan Pemilu-Pilpres 2024 ini. Sebagai organisasi politik yang mempunyai sejarah panjang selama lebih dari setengah abad, bisa begitu mudah dipecundangi dan dikerangkeng hingga berada dalam kegelapan yang mencekam. Hanya dalam waktu sekejap, hitungan hari, Golkar sebagai partai besar, dapat dengan begitu mudah dirontokkan oleh seorang bocah bernama Gibran. Anak dari seorang Presiden sangat berkuasa, Jokowi. Sementara Ketua Umum dan para fungsionaris partai Golkar lainnya, hanya mampu tertunduk diam tak ubahnya seperti para tawanan perang yang tengah berada di penjara tentara musuh.

Pemandangan yang ditampilkan di atas panggung politik nasional kita ini, persis seperti suguhan adegan dalam film ‘The Last Emperor, Pu Yi’, karya sutradara Italia, Bernardo Bertolucci. Terkhusus dalam adegan seorang bocah balita yang dinobatkan menjadi Emperor berdasarkan garis keturunan-dinasti. Pada upacara penobatan sang Emperor Pu Yi, para jenderal dan petinggi istana yang jauh lebih tua, lebih matang, dan jauh lebih berwibawa, harus dan wajib merunduk menyembah kepada sang bocah, Emperor Pu Yi.

Teringat akan adegan khusus di film Emperor Pu Yi ini, membuat bulu kuduk berdiri. Karena kali ini adegan tersebut terjadi di depan mata, dalam realita kehidupan di dunia politik Indonesia hari ini. Betapa menyedihkannya, menyaksikan para Ketua Umum partai yang jauh lebih matang dan berwibawa, hanya mampu berdiri terpaku, menundukkan kepala dan membungkuk menghormati kehadiran seorang Gibran. Sang pemimpin baru, fresh from the oven, kader baru Golkar yang sangat super spesial.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *