Kultum 259: Mengapa Tuhan Kata Gantinya ‘Huwa’

Mengapa Tuhan Kata Gantinya ‘Huwa’
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Dalam salah satu diskusinya, ulama kondang dari India, Dr. Zakir Naik, mendapat sebuah pertanyaan yang cukup lucu dari seorang peserta. Dalam pertanyaannya, peserta tersebut mengatakan, “Dr. Zakir, sebagai Muslim, kami percaya bahwa Allah Subhanahu wata’ala adalah ‘Nur’. Kami tidak dapat menghubungkan segala bentuk atau jenis kelamin kepada-Nya. Lalu mengapa ketika kita berbicara tentang Tuhan Yang Maha Kuasa, atau seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an, Allah selalu disebut sebagai ‘Huwa’ (Dia)?”

Dr. Zakir Naik mengatakan bahwa pertanyaan tersebut sangat bagus dan dia akui bahwa pertanyaan ini telah mengganggu dirinya selama beberapa tahun. Dia sendiri juga berpikir bahwa Allah adalah Noor (Nuur), Dia tidak memiliki bentuk, dan tidak memiliki jenis kelamin. Jadi mengapa ditulis sebagai ‘Huwa’ (Dia laki-laki).

Dr. Zakir mengatakan bahwa dirinya telah menanyakan hal ini ke berbagai orang. Dia telah bertanya kepada para sarjana di India, dan para sarjana lainnya. Tetapi tidak pernah mendapat jawaban yang memuaskan.

Kemudian Dr. Zakir sendiri melakukan sedikit riset dan kemudian dia memeriksanya dengan para ahli. Saat itulah dia mulai belajar bahasa Arab, tata bahasa Arab. Menurutnya, tata bahasa Arab hanya memiliki dua jenis kelamin, ‘Pria dan Wanita’. Sedangakan dalam Bahasa Inggris, ada tiga jenis kelamin, ‘Pria, Wanita, Netral’.

Jadi jika kita menerjemahkan ‘Huwa’ ke dalam bahasa Inggris, maka kata itu dapat diterjemahkan sebagai ‘He’ atau sebagai ‘She’, atau sebagai ‘Itu’. Sama seperti ‘Hiya’, jika kita menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris, ‘Hiya’ dapat diterjemahkan sebagai ‘She’ atau ‘It’. Jadi dalam bahasa Arab ada dua gender (huwa & hiya), di dalam bahasa Inggris ada 3 gender (he, she, dan it).

Jadi jika kita menerjemahkan ‘Huwa’, kita dapat menerjemahkan sebagai ‘Dia’ atau ‘itu’. ‘Heya’ juga bisa kita terjemahkan sebagai ‘Dia’ atau ‘itu’. Jadi ‘Huwa’ dalam bahasa Inggris, jika Anda mengatakan “Allah Subhana Wa Ta’ala” melampaui gender apapun. Lantas mengapa mereka menggunakan ‘Huwa’.

Dr. zakir memberikan contoh yang nyata dalam Al-Qur’an, dengan mengutip surat Al-Ikhlas ayat 1, yaitu, قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa’” (QS. Al-Ikhlas, ayat 1). Dia menjelaskan bahwa dalam tata bahasa Arab, ada aturan dan kriteria tertentu untuk gender feminin. Gender feminin, ke 1, jika sifatnya feminin seperti ‘Ummun’ (ibu), maka ia menjadi gender feminin. Aturan ke 2, jika diakhiri dengan ‘Toh’ (ta’ marbutoh). ‘Toh’ itu adalah gender feminin, seperti Mirfahatun (kipas angin) yang diakhiri dengan ‘toh’ (ta’ marbutoh) maka ia menjadi gender feminin.

Akan tetapi, menurut beliau, Allah Subhanahu wata’ala bukan perempuan dan bukan laki-laki, jadi bukan feminin maupun maskulin. Singkatnya, Allah Subhanahu wata’ala tidak memiliki jenis kelamin sama sekali. Hal ini sejalan dengan berbagai pendapat dalam ulasan tatbahasa Arab, yang salah satunya adalah sebagai berikut.

Penyebutan Allah, dalam al-Qur’an, tidak sekalipun menggunakan kata gan­ti bentuk feminin (mu’annats). Kata ganti Tu­han selalu ‘huwa’ (maskulin), tidak per­nah dan tidak pernah ditemukan menggunakan ‘hiya’ (feminin). Namun hal ini tidak menunjukkan bahwa Tuhan berjenis kelamin laki-laki. Bukan juga untuk melegitimasi superioritas kaum laki-laki. Allah Subhanhau wata’ala Maha Adil, dan tidak pernah membedakan kelas-kelas dalam masyarakat, termasuk kelas gender.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *