Puan Tabuh Genderang Perang Pilpres 2024, ‘Walau Badai Menghadang, Jangan Pernah Gentar’

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Ketua Bidang Politik DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menabuh genderang perang di Pilpres 2024, di mana ia menyindir soal kawan lama kini menjadi lawan baru

Puan Maharani meminta seluruh pendukung PDIP untuk merelakan kawan yang sekarang menjadi lawan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal itu Puan Maharani sampaikan saat meresmikan kantor Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Surabaya, Sabtu (4/11/2023).

“Jangan lagi ada yang berpikir bahwa kawan yang sudah jadi lawan itu sebenarnya sedang bersandiwara dan aslinya itu tetap bersama kita. Tidak ada itu. Sudah, terima kenyataan bahwa kawan lama sudah menjadi lawan baru,” ucap Puan dikutip keterangannya.

Ia juga bicara soal Indonesia yang kini dihadapkan dengan benih kembalinya zaman ala orde baru yang mengkhawatirkan.

Ia meminta seluruh pendukung agar solid dan fokus pada tujuan memenangkan pemimpin yang amanah dan mengabdikan diri untuk Indonesia.

“Walaupun badai menghadang di depan kita jangan pernah kita gentar, jangan pernah kita takut, kita tetap tegak lurus memenangkan perjuangan kita,” tegas Puan.

“Kita butuh pemimpin yang mau bekerja untuk Indonesia, mau berkorban untuk Indonesia. Yang lebih penting adalah bagaimana Indonesia tetap bersatu, adem ayem damai, dan itu hanya bisa dilakukan jika kita mengabdikan diri untuk Indonesia,” tambahnya.

Puan juga meminta para pendukungnya mengesampingkan masa lalu dan memenangkan Ganjar-Mahfud di Jawa Timur.

“Ingat bahwa Jawa Timur sedang jadi rebutan, jadi persaingan akan sengit. Tetapi saya yakin pendukung Ganjar-Mahfud di Jawa Timur ini tidak takut dengan persaingan. Betul tidak? Takut atau berani? Takut atau berani?” kata Puan.

Sebelumnya diberitakan, akar rumput PDIP awalnya tidak percaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meninggalkan partai yang membesarkan namanya.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulis kepada awak media, Ahad (29/10/2023).

“Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto.

Padahal, Jokowi telah diberikan dukungan oleh akar rumput dan seluruh simpatisan PDIP sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjabat sebagai Kepala Negara.

“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Hasto.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi,” imbuhnya.

Hasto menuturkan, sejak adanya isu PDIP akan ditinggalkan, seluruh kader dan simpatisan berharap hal tersebut tidak terjadi.

Namun, kenyataannya Jokowi yang didukung sejak menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI dan Presiden RI dua periode itu benar-benar meninggalkan PDIP.

“Awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” tutur Hasto.

Adapun perubahan sikap Jokowi terlihat ketika merestui putra sulungnya yang kini menjabat Wali Kota Solo itu maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Padahal, Jokowi dan Gibran merupakan kader Partai Banteng Moncong Putih yang menyatakan sikap mendukung Ganjar Pranowo yang diusung PDIP sebagai bakal calon presiden yang akan didukung.

Jalan mulus Gibran yang berusia 36 tahun ini mendaftarkan diri sebagai cawapres tak terlepas dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan cawapres berusia di bawah 40 tahun dengan syarat pernah jadi kepala daerah yang terpilih lewat pemilu.

Diketahui, PDIP hingga kini belum memberikan sanksi tegas kepada Gibran usai dicalonkan sebagai cawapres Prabowo.

PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai bacapres dan bacawapres.

Politikus senior PDIP Aria Bima mengeklaim, pihaknya enggan memberikan sanksi pemecatan untuk Gibran guna menghindari keributan politik dan menjadi obyek “playing victim”.

Di sisi lain, Wali Kota Medan Bobby Nasution sudah dua kali menyatakan sikap politiknya mendukung Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Pernyataan pertama Bobby pada Senin 23 Oktober 2023 setelah Gibran resmi dideklarasikan sebagai bacawapres mendampingi Prabowo Subianto oleh Koalisi Indonesia Maju.

Kala itu, Bobby masih terkesan malu-malu menyatakan dukungan terhadap kakak iparnya.

Setelah berkali-kali menghindari pertanyaan awak media, Bobby akhirnya memberi jawaban singkat.

Sembari tertawa, Bobby bilang sepakat mendukung Gibran Rakabuming dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang.

“Ya sepakatlah, insya Allah (dukung Prabowo-Gibran untuk Pemilihan Presiden 2024),” kata Bobby.

Pernyataan tegas akhirnya dilontarkan Bobby Nasution pada Rabu (25/10/2023) kemarin, usai Prabowo-Gibran resmi mendaftar ke KPU RI.

Bobby Nasution mantap menyatakan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran. Meskipun dirinya telah ditunjuk sebagai juru kampanye PDIP dari Ganjar Prabowo-Mahfud MD.

Saat ditanyai awak media, Bobby Nasution memang sempat terdiam sebentar sambil tersenyum.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *